Arsip

All posts for the day Juli 5th, 2013

PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK

Published Juli 5, 2013 by noviaekasaputrii

MAKALAH
PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK

GANGGUAN-GANGGUAN MENTAL DAN TINGKAH LAKU “EMOSI DAN STRESS”

DISUSUN OLEH:

NOVIA EKA SAPUTRI
ACC 112 022

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
2013

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan rahmatnya lah saya dapat membuat Makalah “Perkembangan Peserta Didik” tepat pada waktunya.
Dalam makalah ini saya membahas tentang “Gangguan-gangguan mental dan tingkah laku”. Saya membuat makalah dengan judul tersebut lebih menjelaskan tentang stress dan emosi. Dimana stress dan emosi termasuk salah satu gangguan mental dan tingkah laku.
Makalah ini saya tulis guna memenuhi tugas mata kuliah Perkembangan Peserta Didik (PPD) pada tengah semester 2 tahun 2013 ini. Semoga dengan terselesaikannya makalah ini dapat menjadi manfaat bagi pembaca sekalian.
Penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam penulisan makalah ini, khususnya kepada :
1. Tuhan Yang Maha Esa karena rahmatnya lah bisa menyelesaikan makalah ini.
2. Ibu Dra. Sri Wahyutami, M.Si serta segenap jajarannya yang telah memberikan kemudahan-kemudahan baik berupa moril maupun materiil selama mengikuti pendidikan di Program Studi Kimia FKIP Universitas Palangkaraya.
3. Ibu Sumarnie selaku Dosen Pengampu Mata Kuliah “Perkembangan Peserta Didik” Program Studi Kimia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Palangkaraya.
4. Rekan-rekan kelas Kimia Reguler.
5. Secara khusus penulis mengucapkan terimakasih kepada keluarga tercinta yang telah memberi dorongan dan bantuan dalam penyelesaian makalah ini.
6. Semua pihak yang tidak mungkin Saya sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu penulis dalam penyelesaian makalah ini.
Saya berharap makalah ini dapat menambah wawasan dan memberikan manfaat yang besar untuk semua. Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna, maka kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan guna penyempurnaan makalah ini.
Atas kekurangannya kami ucapkan maaf dan terimakasih.
Palangkaraya, Mei 2013
Penulis

Novia Eka Saputri
(ACC 112 022)
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR 1
DAFTAR ISI 2
BAB I : PENDAHULUAN 3
A. LATAR BELAKANG 3
B. RUMUSAN MASALAH 4
C. TUJUAN 4
D. HIPOTESIS 4
BAB II : PEMBAHASAN 5
A. GANGGUAN-GANGGUAN DAN TINGKAH LAKU 5
B. STRESS 6
C. EMOSI 11
D. CARA MENGATASI STRESS DAN EMOSI 15
BAB III : PENUTUP 19
A. KESIMPULAN 19
B. SARAN DAN KRITIK 19
DAFTAR PUSTAKA 20

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perkembangan anak adalah bertambahnya kemampuan (skill) dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari pematangan. Di sini menyangkut adanya proses diferensiasi dari sel-sel tubuh, jaringan tubuh, organ-organ dan sistem yang berkembang sedemikian rupa per- kembangan emosi, intelektual dan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya.
Seperti yang telah ditekankan berulang kali, sebagian besar dari anak remaja dapat mengatasi masalah yang terjadi pada diri mereka sendiri. Tetapi, ada juga anak remaja yang hanya sebagian yang bisa mengatasi masalah bahkan tidak bisa sama sekali untuk mengatasi masalah yang dihadapinya. Karena ada beberapa anak remaja yang bahkan tidak bisa untuk mengatasi masalah yang ada, itu bisa mengakibatkan gangguan pada si anak. Gangguan ini sering terjadi pada masa remaja secara tiba-tiba, dasar gangguan tersebut sudah ada sebelumnya, tapi sianak sudah berhasil untuk menutupinya. Kalau ada alasan misalnya penyakit rintangan atau kehilangan dari seseorang yang dicintai maka ada alasan itu hanya menyebabkan kehilangan kontrol, sehingga gangguan itu menjadi nyata. Kadang-kadang alasan itu tidak berguna tampak jelas sebagai suatu peristiwa, tetapi stress telah bertumpuk sehingga tidak terpikul lagi.
Sebagian remaja yang mengalami gangguan mental dan tingkah laku orangtuanya tidak mengetahuinya. Gangguan pada remaja tidak dapat dibuat secara teliti karena dinegara kita banyak keluarga yang tidak mau mencari bantuan pada dokter, maupun dari lain-lain sumber. Tetapi pengetahuan tentang berapa besanya jumlah gangguan jiwa tidak begitu berguna bagi para remaja dan orang tua mereka. Mengetahui bahwa menilai anak remaja tidak cukup menilai kepandainnya, rajin atau malas, baik atau nakal, tetapi sebaiknya mencari tanda-tanda, apakah mereka mempunyai gangguan atau tidak.
Pribadi yang normal itu pada umumnya memiliki mental yang sehat, sedangkan pribadi yang abnormal biasanya juga memiliki mental yang tidak sehat. Namun demikian, pada hakekatnya konsep mengenai normalitas dan abnormalitas itu sangat samar-samar batasnya. Sebab pola kebiasaan dan sikap hidup yang dirasakan normal oleh suatu kelompok tertentu, bisa dianggap abnormal oleh kelompok lainnya. Akan tetapi apabila satu tingkah laku itu begitu mencolok dan sangat berbeda dengan tingkah laku umum (biasa pada umumnya), maka kita akan menyebutnya sebagai abnormal (Kartini kartono, 2000 :6-7).
Dalam makalah ini lebih membahas kebagian stress dan emosi yang terjadi pada remaja. Dimana stress dan emosi adalah salah satu gangguan mental dan tingkah laku yang mereka alami.
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja golongan gangguan-gangguan mental dan tingkah laku?
2. Apa pengertian stress?
3. Apa pengertian emosi?
4. Bagaimana cara mengatasi remaja yang mengalami gangguan mental dan tingkah laku seperti stress dan emosi?
C. Tujuan
1. Mengetahui golongan gangguan-gangguan mental dan tingkah laku
2. Mengetahui Defenisi Stress
3. Mengetahui Definisi Emosi
4. Mencari cara untuk mengatasi remaja yang mengalami gangguan mental dan tingkah laku seperti stress dan emosi
D. Hipotesis
Gangguan-gangguan mental dan tingkah laku ada beberapa hal yaitu, stress yang normal bersifat temporel, gangguan tingkah laku, gangguan mental, dan penyakit mental. Penyakit mental salah satunya adalah stress. Dimana stress sendiri bisa diakibatkan oleh faktor internal dan ekternal, untuk faktor internal seperti trauma, rasa cemas berlebihan, dan harapan yang tak tercapai. Sedangkan untuk faktor eksternal seperti tuntutan pekerjaan, ekonomi, dan hal lainnya. Stress termasuk salah satu bagian dalam emosi, apabila terlalu banyak emosi maka stress akan mucul.

BAB II
PEMABAHASAN

A. Gangguan-Gangguan Mental Dan Tingkah Laku
Gangguan-gangguan mental dan tingkah laku dalam dibagi menjadi beberapa golongan, yaitu :
1. Stress yang Normal Bersifat Temporerss
Stress akan menghilang pada saat masa remaja telah berlalu, sifat stress ini berbeda menurut sifat anak yang bersangkutan yang satu mungkin takut bahwa ia kurang maju disekolah, merasa sangat bodoh, dan menyalahkan orang tuanya yang mengharap terlalu banyak dari dia. Tetapi selama pikiran itu berlangsung ia masih dapat bergaul dengan cukup baik, pengalaman-pengalaman dapat membantu untuk mencapai kemajuan dalam perkembangannya.
Stress yang pada hakekatnya tidak buruk,sifatnya menjadi buruk kalau terjadi sesuatu yang sangat bearti bagi yang bersangkutan. Misalnya kematian seseorang yang disayangi. Kegagalan disekolah karena putus dengan pacar. Semua kejadian ini sangat bearti baginya karena efeknya dirasakan sebagai kehilangan pegangan untuk hidup selanjutnya. Tetapi dengan bantuan yang baik mereka dapat mengatasi masalah ini dan dapat mencapai kemajuan dalam perkembangannya.
2. Gangguan Tingkah Laku.
Gangguan semacam ini dapat berasal dari sifat anak sendiri yang pada dasarnya mempunyai kepribadian yang kurang normal, atau juga akibat pengaruh yang kurang baik dari teman-teman. Selain itu juga bisa dari orang tua, dikarenakan orang tua terlalu berharap kepada anaknya terlalu tinggi. Gangguan tingkah laku misalnya seperti ngebut-ngebutan dijalan.
3. Gangguan Mental dan Gangguan Neoritis
Anak remaja dengan gangguan semacam ini belum berhasil menemukan jalan yang baik untuk mengatasi masalah-masalah mereka dan pemecahan yang mereka pilih malah lebih banyak membawa kesukaran dalam bidang pelajaran dan pekerjaan dalam kehidupan pribadinya. Antara jenis-jenis neorose yang paling sering terdapat pada anak-anak remaja adalah kecemasan. Neurosis yang lebih sering terdapat adalah histeria. Dalam histeria ada dua tipe, yaitu tipe konversin dan tipe dissosiasi.

4. Penyakit Mental
Pada anak remaja, anak-anak dapat diserang untuk pertama kalinya oleh penyakit mental yang paling terkenal dan ditakuti, yaitu Schizophrenia. Tipe yang khas terdapat pada anak remaja adalah hebephrenia. Penderita-penderita ini sering tertawa sendiri dan berbicara sendiri, seolah-olah berbicara dengan orang lain, yang hanya terlihat oleh dia sendiri. Kelakuannya biasanya disebut “sinting”.
Berdasarkan penggolongan gangguan-gangguan mental dan tingkah laku, stress termasuk dalam gangguan tersebut dalam termasuk dalam aspek emosi. Dimana stress dan emosi akan dibahas lebih lanjut.
B. Stress
1. Pengertian Stress
Stress adalah suatu kondisi anda yang dinamis saat seorang individu dihadapkan pada peluang, tuntutan, atau sumber daya yang terkait dengan apa yang dihasratkan oleh individu itu dan yang hasilnya dipandang tidak pasti dan penting. Stress adalah beban rohani yang melebihi kemampuan maksimum rohani itu sendiri, sehingga perbuatan kurang terkontrol secara sehat. (ref:edy64).
Stress tidak selalu buruk, walaupun biasanya dibahas dalam konteks negatif, karena stres memiliki nilai positif ketika menjadi peluang saat menawarkan potensi hasil. Sebagai contoh, banyak profesional memandang tekanan berupa beban kerja yang berat dan tenggat waktu yang mepet sebagai tantangan positif yang menaikkan mutu pekerjaan mereka dan kepuasan yang mereka dapatkan dari pekerjaan mereka.
Stres bisa positif dan bisa negatif. Para peneliti berpendapat bahwa stress tantangan, atau stress yang menyertai tantangan di lingkungan kerja, beroperasi sangat berbeda dari stress hambatan, atau stress yang menghalangi dalam mencapai tujuan. Meskipun riset mengenai stres tantangan dan stres hambatan baru tahap permulaan, bukti awal menunjukan bahwa stres tantangan memiliki banyak implikasi yang lebih sedikit negatifnya dibanding stres hambatan.
Stress adalah bentuk ketegangan dari fisik, psikis, emosi maupun mental. Bentuk ketegangan ini mempengaruhi kinerja keseharian seseorang. Bahkan stress dapat membuat produktivitas menurun, rasa sakit dan gangguan-gangguan mental. Pada dasarnya, stress adalah sebuah bentuk ketegangan, baik fisik maupun mental. Sumber stress disebut dengan stressor dan ketegangan yang di akibatkan karena stress, disebut strain. Stress adalah bagian dari sumber emosi.
Menurut Robbins (2001) stress juga dapat diartikan sebagai suatu kondisi yang menekan keadaan psikis seseorang dalam mencapai suatu kesempatan dimana untuk mencapai kesempatan tersebut terdapat batasan atau penghalang. Dan apabila pengertian stress dikaitkan dengan penelitian ini maka stress itu sendiri adalah suatu kondisi yang mempengaruhi keadaan fisik atau psikis seseorang karena adanya tekanan dari dalam ataupun dari luar diri seseorang yang dapat mengganggu pelaksanaan kerja mereka.
Menurut Woolfolk dan Richardson (1979) menyatakan bahwa adanya system kognitif, apresiasi stress menyebabkan segala peristiwa yang terjadi disekitar kita akan dihayati sebagai suatu stress berdasarkan arti atau interprestasi yang kita berikan terhadap peristiwa tersebut, dan bukan karena peristiwa itu sendiri.Karenanya dikatakan bahwa stress adalah suatu persepsi dari ancaman atau dari suatu bayangan akan adanya ketidaksenangan yang menggerakkan, menyiagakan atau mambuat aktif organisme.
Sedangkan menurut Handoko (1997), stress adalah suatu kondisi ketegangan yang mempengaruhi emosi, proses berpikir dan kondisi seseorang. Stress yang terlalu besar dapat mengancam kemampuan seseorang untuk menghadapi lingkungannya.
Sedangkan berdasarkan definisi kerja stress, stress dapat diartikan sebagai:
1. Suatu tanggapan adaptif, ditengahi oleh perbedaan individual dan atau proses psikologis, yaitu suatu konsekuensi dari setiap kegiatan (lingkungan), situasi atau kejadian eksternal yang membebani tuntunan psikologis atau fisik yang berlebihan terhadap seseorang.
2. Sebagai suatu tanggapan penyesuaian, dipengaruhi oleh perbedaan individu dan atau proses psikologis yang merupakan suatu konsekuensi dari setiap tindakan dari luar ( lingkungan ) situasi atau peristiwa yang menetapkan permintaan psikologis dan atau fisik berlebihan pada seseorang.
Menurut Mason (1971 ) membantah konsep yang mengatakan bahwa stress hanyalah merupakan badaniah saja. Ditunjukkkannya bahwa daya adaptasi seseoarang itu tergantung pada faktor-faktor kejiwaan atau psikologiknya yang menyertai stresor. Stres bukanlah konsep faal saja, lebih banyak dilihat sebagai konsep perilaku, setiap reaksi organisme terhadap stresor memungkinkan sekali terlebih dahulu dimulai oleh kelainan perilaku dan kemudian mungkin baru terjadi akibat faal, kemudian Mason (1976 ) menunjukkan bahwa terdapat pola hormonal yang berbeda terhadap stresor fisik yang berbeda.
Pada penelitain Wolf dan Goodel ( 1968 ) bahwa individu-individu yang mengalami kesukaran dengan suatu sistem organ, cenderung akan bereaksi etrhadap stresor dengan gejala dan keluhan dalam sistem organ yang sama. Kondisi sosial, perasaan dan kemampuan untuk menanggulangi masalah, ternyata mempengaruhi juga aspek yang berbeda-beda dari reaksi terhadap stres.
Menurut Selye (Bell, 1996) stress diawali dengan reaksi waspada (alarm reaction) terhadap adanya ancaman, yang ditandai oleh proses tubuh secara otomatis, seperti: meningkatnya denyut jantung, yang kemudian diikuti dengan reaksi penolakan terhadap stressor dan akan mencapai tahap kehabisan tenaga (exhaustion) jika individu merasa tidak mampu untuk terus bertahan.
Lazarus (1984) menjelaskan bahwa stress juga dapat diartikan sebagai:
1. Stimulus, yaitu stress merupakan kondisi atau kejadian tertentu yang menimbulkan stress atau disebut juga dengan stressor.
2. Respon, yaitu stress merupakan suatu respon atau reaksi individu yang muncul karena adanya situasi tertentu yang menimbulkan stress. Respon yang muncul dapat secara psikologis, seperti: takut, cemas, sulit berkonsentrasi dan mudah tersinggung.
3. Proses, yaitu stress digambarkan sebagai suatu proses dimana individu secara aktif dapat mempengaruhi dampak stress melalui strategi tingkah laku, kognisi maupun afeksi.
Jadi, stress dapat mempengaruhi fisik, psikis mental dan emosi. Tetapi, stress dapat mempunyai dua efek yang berbeda, bisa negatif ataupun positit, tergantung bagaimana kuatnya individu tersebut menghadapi stress atau bagaimana individu tersebut mempersepsikan stress yang sedang dihadapinya.
2. Sumber-sumber Potensi Stress
a. Faktor Lingkungan
Selain memengaruhi desain struktur sebuah organisasi, ketidakpastian lingkungan juga memengaruhi tingkat stres para karyawan dan organisasi. Perubahan dalam siklus bisnis menciptakan ketidakpastian ekonomi, misalnya, ketika kelangsungan pekerjaan terancam maka seseorang mulai khawatir ekonomi akan memburuk.
b. Faktor Organisasi
Banyak faktor di dalam organisasi yang dapat menyebabkan stres. Tekanan untuk menghindari kesalahaan atau menyelesaikan tugas dalam waktu yang mepet, beban kerja yang berlebihan, atasan yang selalu menuntut dan tidak peka, dan rekan kerja yang tidak menyenangkan adalah beberapa di antaranya. Hal ini dapat mengelompokkan faktor-faktor ini menjadi tuntutan tugas, peran, dan antarpribadi. Tuntutan tugas adalah faktor yang terkait dengan pekerjaan seseorang. Tuntutan tersebut meliputi desain pekerjaan individual, kondisi kerja, dan tata letak fisik pekerjaan. Sebagai contoh, bekerja di ruangan yang terlalu sesak atau di lokasi yang selalu terganggu oleh suara bising dapat meningkatkan kecemasan dan stres. Dengan semakin pentingnya layanan pelanggan, pekerjaan yang menuntut faktor emosional bisa menjadi sumber stres. Tuntutan peran berkaitan dengan tekanan yang diberikan kepada seseorang sebagai fungsi dari peran tertentu yang dimainkannya dalam organisasi. Konflik peran menciptakan ekspektasi yang mungkin sulit untuk diselesaikan atau dipenuhi. Tuntutan antarpribadi adalah tekanan yang diciptakan oleh karyawan. Tidak adanya dukungan dari kolega dan hubungan antarpribadi yang buruk dapat meyebabkan stres, terutama di antara para karyawan yang memiliki kebutuhan sosial yang tinggi.
c. Faktor Pribadi
Faktor-faktor pribadi terdiri dari masalah keluarga, masalah ekonomi pribadi, serta kepribadian dan karakter yang melekat dalam diri seseorang. Survei nasional secara konsisten menunjukkan bahwa orang sangat mementingkan hubungan keluarga dan pribadi. berbagai kesulitan dalam hidup perkawinan, retaknya hubungan, dan kesulitan masalah disiplin dengan anak-anak adalah beberapa contoh masalah hubungan yang menciptakan stres. Masalah ekonomi karena pola hidup yang lebih besar pasak daripada tiang adalah kendala pribadi lain yang menciptakan stres bagi karyawan dan mengganggu konsentrasi kerja karyawan. Studi terhadap tiga organisasi yang berbeda menunjukkan bahwa gejala-gejala stres yang dilaporkan sebelum memulai pekerjaan sebagian besar merupakan varians dari berbagai gejala stres yang dilaporkan sembilan bulan kemudian. Hal ini membawa para peneliti pada kesimpulan bahwa sebagian orang memiliki kecenderungan kecenderungan inheren untuk mengaksentuasi aspek-aspek negatif dunia secara umum. Jika kesimpulan ini benar, faktor individual yang secara signifikan memengaruhi stres adalah sifat dasar seseorang. Artinya, gejala stres yang diekspresikan pada pekerjaan bisa jadi sebenarnya berasal dari kepribadian orang itu.
3. Akibat Dari Stress
Stress menampakkan diri dengan berbagai cara sebagai contoh, seorang individu yang sedang stres berat mungkin mengalami tekanan darah tinggi, seriawan, jadi mudah jengkel, sulit membuat keputusan yang bersifat rutin, kehilangan selera makan, rentan terhadap kecelakaan, dan sebagainya. Akibat stres dapat dikelompokkan dalam tiga kategori umum: gejala fisiologis, gejala psikologis, dan gejala perilaku.
Pengaruh gejala stres biasanya berupa gejala fisiologis. Terdapat riset yang menyimpulkan bahwa stress dapat menciptakan perubahan dalam metabolisme, meningkatkan detak jantung dan tarikan napas, menaikkan tekanan darah, menimbulkan sakit kepala, dan memicu serangan jantung.
Stres yang berkaitan dengan pekerjaan dpat menyebabkan ketidakpuasan terkait dengan pekerjaan. Ketidakpuasan adalah efek psikologis sederhana tetapi paling nyata dari stres. Namun stres juga muncul dalam beberapa kondisi psikologis lain, misalnya, ketegangan, kecemasan, kejengkelan, kejenuhan, dan sikap yang suka menunda-nunda pekerjaan. Gejala stres yang berkaitan dengan perilaku meliputi perubahan dalam tingkat produktivitas, kemangkiran, dan perputaran karyawan, selain juga perubahan dalam kebiasaan makan, pola merokok, konsumsi alkohol, bicara yang gagap, serta kegelisahan dan ketidakteraturan waktu tidur. Ada banyak riset yang menyelidiki hubungan stres-kinerja. Pola yang paling banyak dipelajari dalam literatur stres-kinerja adalah hubungan U-terbalik. Logika yang mendasarinya adalah bahwa tingkat stres rendah sampai menengah merangsang tubuh dan meningkatkan kemampuannya untuk bereaksi. Pola U-terbalik ini menggambarkan reaksi terhadap stres dari waktu ke waktu dan terhadap perubahan dalam intensitas stress.
4. Gejala-gejala Stress
Ada beberapa hal yang mengakibatkan seseorang mengalami stress, yaitu:
1. Menjadi mudah tersinggung dan marah terhadap teman, keluarga dan kolega.
2. Bertindak secara agresif dan defensif
3. Merasa selalu lelah.
4. Sukar konsentrasi atau menjadi pelupa.
5. Palpitasi atau jantung berdebar-debar.
6. Otot-otot tegang.
7. Sakit kepala, perut dan diare.
C. Emosi
1. Definisi Emosi
Emosi adalah perasaan intens yang ditujukan kepada seseorang atau sesuatu. Emosi adalah reaksi terhadap seseorang atau kejadian. Emosi dapat ditunjukkan ketika merasa senang mengenai sesuatu, marah kepada seseorang, ataupun takut terhadap sesuatu.
Kata “emosi” diturunkan dari kata bahasa Perancis, émotion, dari émouvoir, ‘kegembiraan’ dari bahasa Latin emovere, dari e- (varian eks-) ‘luar’ dan movere ‘bergerak’. Kebanyakan ahli yakin bahwa emosi lebih cepat berlalu daripada suasana hati. Sebagai contoh, bila seseorang bersikap kasar, manusia akan merasa marah. Perasaan intens kemarahan tersebut mungkin datang dan pergi dengan cukup cepat tetapi ketika sedang dalam suasana hati yang buruk, seseorang dapat merasa tidak enak untuk beberapa jam.
Pada umumnya perbuatan kita sehari-hari disertai oleh perasaan-perasaan tertentu, yaitu perasaan senang atau perasaan tidak senang. Perasaan senang atau tidak senang yang selalu menyertai perbuatan-perbuatan kita sehari-hari itu disebut warna efektif. Warna efektif ini kadang-kadang kuat, kadang-kadang lemah atau samar-samar saja. Emosi adalah sebagai sesuatu suasana yang kompleks (a complex feelingstate) dan getaran jiwa (a strid up state) yang menyertai atau munculnya sebelum dan sesudah terjadinya perilaku. (Syamsudin, 2005:114). Sedangkan menurut Crow & crow (1958) (dalam Sunarto, 2002:149) emosi adalah “An emotion, is an affective experience that accompanies generalized inner adjustment and mental physiological stirred up states in the individual, and that shows it self in his overt behavior.”
Perbedaan antara perasaan dan emosi tidak dapat dinyatakan dengan tegas, karena keduanya merupakan suatu kelangsungan kualitatif yang tidak jelas batasnya. Pada suatu saat tertentu, suatu warna efektif dapat dikatakan sebagai perasaan, tetapi juga dapat dikatakan sebagaiemosi. Jadi, sukar sekali kita mendefinisikan emosi. Oleh karena itu, yang dimaksudkan dengan emosi di sini bukan terbatas pada emosi atau perasaan saja, tetapi meliputi setiap keadaan pada diri seseorang yang disertai dengan warna efektif, baik pada tingkat yang lemah (dangkal) maupun pada tingkat yang (mendalam). Jadi emosi adalah pengalaman afektif yang disertai penyesuaian dari dalam diri individu tentang keadaan mental dan fisik dan berwujud suatu tingkah laku yang tampak.
Peningkatan emosional yang terjadi secara cepat pada masa remaja awal yang dikenal dengan sebagai masa storm & stress. Peningkatan emosional ini merupakan hasil dari perubahan fisik terutama hormon yang terjadi pada masa remaja. Dari segi kondisi sosial, peningkatan emosi ini merupakan tanda bahwa remaja berada dalam kondisi baru yang berbeda dari masa sebelumnya. Pada masa ini banyak tuntutan dan tekanan yang ditujukan pada remaja, misalnya mereka diharapkan untuk tidak lagi bertingkah seperti anak-anak, mereka harus lebih mandiri dan bertanggung jawab. Kemandirian dan tanggung jawab ini akan terbentuk seiring berjalannya waktu, dan akan nampak jelas pada remaja akhir yang duduk di awal-awal masa kuliah.
Perkembangan aspek emosi berjalan konstan, kecuali pada masa remaja awal (13-14 tahun) dan remaja tengah (15-16 tahun) pada masa remaja awal ditandai oleh rasa optimisme dan keceriaan dalam hidupnya, diselingi rasa bingung menghadapi perubahan-perubahan yang terjadi dalam dirinya. Pada masa remaja tengah rasa senang datang silih berganti dengan rasa duka, kegembiraan berganti dengan kesedihan, rasa akrab bertukar dengan kerenggangan dan permusuhan. Gejolak ini berakhir pada masa remaja akhir (18– 21 tahun).
Pada masa remaja tengah anak terombang-ambing dalam sikap mendua (ambivalensi) maka pada masa remaja akhir anak telah memiliki pendirian, sikap yang relatif mapan. Mencapai kematangan emosial merupakan tugas yang sulit bagi remaja. Proses pencapaiannya sangat dipengaruhi oleh kondisi sosio-emosional lingkungannya, terutama lingkungan-lingkungan keluarga dan teman sebaya. Apabila lingkungan tersebut kondusif maka akan cenderung dapat mencapai kematangan emosional yang baik, seperti adolesensi emosi (cinta, kasih, simpati, senang menolong orang lain, hormat dan menghargai orang lain, ramah) mengendalikan emosi (tidak mudah tersinggung, tidak agresif, optimis dan dapat menghadapi situasi frustasi secara wajar). Tapi sebaliknya, jika seorang remaja kurang perhatian dan kasih sayang dari orang tua atau pengakuan dari teman sebaya, maka cenderung mengalami perasaan tertekan atau ketidaknyamanan emosional, sehingga remaja bisa berealisi agresif (melawan, keras kepala, bertengkar, berkelahi, senang mengganggu) dan melarikan diri dari kenyataan (melamun, pendiam, senang menyendiri, meminum miras dan narkoba).

2. Aspek Emosi
Terdapat aspek emosi yang fundamental yang harus dipertimbangkan, diantaranya:
1. Biologi emosi
Semua emosi berasal dari sistem limbik otak yang kira-kira berukuran sebesar sebuah kacang walnut dan terletak di batang otak orang-orang cenderung merasa bahagia ketika sistem limbik mereka secara relatif tidak aktif. Sistem limbik orang tidaklah sama. Sistem limbik yang lebih aktif terdapat pada orang-orang yang depresi, khususnya ketika mereka memperoleh informasi negatif.
2. Intensitas
Setiap orang memberikan respon yang berbeda-beda terhadap rangsangan pemicu emosi yang sama. Dalam sejumlah kasus, kepribadian menjadi penyebab perbedaan tersebut. Pada saat lain, memiliki perbedaan tersebut timbul sebagai hasil dari persyaratan-persyaratan pekerjaan.
3. Frekuesi dan durasi
Suksesnya pemenuhan tuntutan emosional seorang karyawan dari suatu pekerjaan tidak hanya bergantung pada emosi-emosi yang harus ditampilkan dan intensitasnya tetapi juga pada seberapa sering dan lamanya mereka berusaha menampilkannya.
4. Rasionalitas dan emosi
Emosi adalah penting terhadap pemikiran rasional karena emosi memberikan informasi penting mengenai pemahaman terhadap dunia sekitar. Dalam suatu organisasi, kunci pengambilan keputusan yang baik adalah menerapkan pemikiran dan perasaan dalam suatu keputusan.
5. Fungsi emosi
Dalam ”The Expression of the Emotions in Man and Animals”, Charles Darwin menyatakan bahwa emosi berkembang seiring waktu untuk membantu manusia memecahkan masalah. Emosi sangat berguna karena ‘memotivasi’ orang untuk terlibat dalam tindakan penting agar data bertahan hidup, tindakan-tindakan seperti mengumpulkan makanan, mencari tempat berlindung, memilih pasangan, menjaga diri terhadap pemangsa, dan memprediksi perilaku. Emosi sangat berpengaruh terhadap tingkah laku manusia. manusia lain.
3. Klasifikasi Emosi
Salah satu cara mengklasifikasikan emosi adalah berdasarkan apakah emosi tersebut positif atau negatif. Emosi-emosi positif -seperti rasa gembira dan rasa syukur- mengekspresikan sebuah evaluasi atau perasaan menguntungkan, sedangkan emosi-emosi negatif seperti rasa marah atau rasa bersalah mengekspresikan sebaliknya. Emosi tidak dapat netral, karena menjadi netral berarti menjadi nonemosional.
4. Sumber-sumber Emosi
1. Kepribadian
Kepribadian memberi kecenderungan kepada orang untuk mengalami suasana hati dan emosi tertentu, contohnya beberapa orang merasa bersalah dan merasakan kemarahan dengan lebih mudah dbandingkan orang lain, sedangkan orang lain mungkin merasa tenang dan rileks dalam situasi apa pun. Intinya, beberapa orang memiliki kecenderungan untuk memiliki emosi apa pun secara lebih intens atau memiliki intensitas afek (perbedaan individual dalam kekuatan di mana individu-individu mengalami emosi mereka) tinggi
2. Hari dalam seminggu dan waktu dalam sehari
Orang-orang cenderung berada dalam suasanan hati terburuk di awal minggu dan berada daam suasana hati terbaik di akhir minggu.
3. Cuaca
Cuaca menjadi sebuah peristiwa yang luar biasa sedikit pengaruh terhadap suasana hati. Seorang ahli menyimpulkan, “Berlawanan dengan pandangan kultur yang ada, data ini menunjukkan bahwa orang-orang tidak melaporkan suasana hati yang lebih baik pada hari yang cerah atau sebaliknya”.
4. Stres
Sebuah penelitian menghasilkan pernyataan, “Adanya peristiwa yang terus-menerus terjadi yang menimbulkan stres tingkat rendah menyebabkan para pekerja mengalami tingkat ketegangan yang semakin lama seiring berjalannya waktu semakin meningkat.
5. Aktivitas sosial
Orang-orang dengan suasana hati positif biasanya mencari interaksi sosial dan sebaliknya, interaksi sosial menyebabkan orang-orang mempunyai suasana hati yang baik. Jenis aktivitas sosial juga berpengaruh. Penelitian mengungkap bahwa aktivitas sosial yang bersifat fisik, informal, atau Epicurean lebih diasosiasikan secara kuat dengan peningkatan suasana hati yang positif dibandingkan dengan kejadian-kejadian formal atau yang bersifat duduk terus-menerus.
6. Tidur
Kualitas tidur memengaruhi suasana hati. Para sarjana dan pekerja dewasa yang tidak memperoleh tidur yang cukup melaporkan adanya perasaan kelelahan yang lebih besar, kemarahan, dan ketidakramahan. Satu dari alasan mengapa tidur yang lebih sedikit, atau kualitas tidur yang buruk, menempatkan orang dalam suasana hati yang buruk karena hal tersebut memperburuk pengamnbilan keputusan dan membuatnya sulit untuk mengontrol emosi.
7. Olahraga
Penelitian secara konsisten menunjukkan bahwa olahraga meningkatkan suasana hati positif.
8. Usia
Suatu penelitian atas orang-orang yang berusia 18 hingga 94 tahun mengungkapkan bahwa emosi negatif tampaknya semakin jarang terjadi seiring bertambahnya usia seseorang.
9. Gender
Dalam perbandingan antargender, wanita menunjukkan ekspresi emosional yang lebih besar dibandingkan pria.[13] Mereka megalami emosi secara lebih intens dan mereka menunjukkan ekspresi emosi positif maupun negatif yang lebih sering, kecuali kemarahan. Tidak seperti pria, wanita juga menyatakan lebih nyaman dalam mengekpresikan emosi dan mampu membaca petunjuk nonverbal dan paralinguistik secara lebih baik.
D. Mengatasi Emosi dan Stress
Mengatasi stres ternyata tak mudah, banyak orang yang membutuhkan bantuan orang lain (baca: para ahli). Namun, ada beberapa cara ampuh untuk mengurangi dan mengatasi stress yang bisa dilakukan di keseharian kita tanpa merasa terbeban.
a. Meditasi
Banyak studi mengatakan bahwa meditasi adalah cara yang sangat efektif untuk meredakan dan mengurangi stress. Pengaturan pernafasan mempengaruhi pernafasan dan peredaran darah secara langsung, sehingga secara otomatis tubuh akan lebih rileks dan pikiran akan jauh lebih tenang. Bahkan, dalam beberapa kasus, meditasi dapat membantu seseorang untuk mengendalikan nafsu makan, berhenti merokok, dan mengendalikan ketergantungan terhadap hal-hal yang merugikan (minuman keras, rokok, obat-obatan terlarang, dll).
b. Berolahraga teratur
Mereka yang melakukan olahraga setidaknya 30 – 45 menit setiap hari jauh lebih rileks dan tidak mudah stress ketimbang mereka yang enggan berolahraga. Olahraga teratur, semisal jogging, membantu memelihara kesehatan jantung, melancarkan peredaran darah serta membantu mengontrol lemak (membakar lemak yang tidak dibutuhkan tubuh). Selain lebih rileks dan stress dapat dikontrol, olahraga juga sangat memberikan manfaat bagi kesehatan tubuh.
c. Hang Out dengan teman
Sekalipun mungkin saat merasa sedang stress, ingin sendiri tepis hal tersebut dan berkumpullah dengan sahabat-sahabat yang selalu memberikan dukungan. Membagikan beban pikiran dengan orang terdekat akan membuat bebannya lebih ringan. Selain itu, masukan-masukan dari mereka bisa jadi cukup membantu masalah.
d. Berpikir Positif
Mulailah dari merubah pola pikir, ini dapat berguna untuk membuat suggesti bagi tubuh dan jiwa anda tetap nyaman meskipun dalam keadaan tertekan. Misalkan tuntutan pekerjan, berpikirlah bahwa dengan apa yang anda kerjakan sekarang akan mendapatkan hasilnya suatu hari.
e. Tidur Yang Cukup
Memang terdengar simpel, tapi ini sangat berguna untuk menyegarkan pikiran dan tubuh setelah seharian lelah. Sebaiknya tidurlah 8 jam sehari.
f. Dekatkan diri dengan Tuhan
Ini merupakan salah satu cara yang paling ampuh, selain dapat meringankan beban pikiran , ini juga dapat menambah keimanan.
Para peneliti juga menemukan, bahwa mereka yang tidak mudah stress adalah mereka yang punya banyak teman dan dapat selalu berbagi cerita dengan sahabat-sahabatnya.
Untuk mengendalikan emosi anda yang pertama kali harus anda lakukan adalah mengatasi masalah anda. Karena kebanyakan orang yang mudah emosi memiliki masalah yang cukup pelik atau serius sehingga membauat moodnya mudah berubah.
1. Curhat
Manusia memang diciptakan sebagai makhluk sosial dan tak mungkin dapat hidup sendiri. Oleh karena itu anda harus menceritakan masalah yang anda hadapi kepada orang yang menurut anda dapat memberikan solusi atau bahkan dapat membantu.
2. Ubah Posisi Tubuh Anda
Jika anda sedang marah dalam keadaan berdiri, maka anda harus duduk. Jika anda sedang duduk, maka berbaringlah. Ketika anda merubah posisi tubuh, kemudian otak akan meresponnya dan pikiran anda akan jernih kembali.
3. Coba Berpikir Tenang
Cobalah untuk diam sejenak dan bepikirlah mengapa dan kenapa anda harus marah? Dan berpikirlah untuk memperbaiki keadaan yang sudah memburuk tersebut.
4. Cari Tempat Tenang
Sesudah anda memikirkannya, sekarang cobalah ketempat yang menurut anda paling tenang dan nyaman seperti sawah, pantai ataupun kebun. Ini dapat membantu pikiran anda kembali jernih. Jika perlu, bermalamlah beberapa hari agar anda dapat melupakan masalah ataupun mencari solusi masalah anda.
5. Cari Kesibukan Lain
Untuk melupakan emosi anda, anda harus menyalurkannya ke tempat lain dan pastinya harus hal yang positif.
6. Olahraga
Olahraga memang terbukuti dapat mengurangi rasa emosi anda dan ini sudah dilakukan penelitiannya. Cobalah ke tempat fitnes sesekali, jikapun tidak anda juga dapat melakukannya dirumah.
7. Mendengarkan Musik
Musik sangat ampuh dalam merubah emosi seseorang, cobalah untuk mendengar jenis musik paling nyaman menurut anda ataupun dengarkanlah musik yang berjenis klasik ataupun jazz.
8. Hindari Stres
Karena kabanyakan orang mengalami emosi akibat dari masalah, masalah tersebut akan menumpuk dan menjadikan anda stres dan akan membuat mood anda tak stabil.
Cara mengatasi stress dan emosi diatas adalah salah satu hal yang bisa dilakukan jika seorang remaja mengalaminya. Kita sebaiknya mengetahui apakah orang itu mengalami gangguan atau tidak. Jika mengalami, maka kita bisa memberikan solusinya.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Golongan gangguan-gangguan mental dan tingkah laku antara lain stress yang normal dan bersifat kontemporer, gangguan tingkah laku, dan gangguan mental, dan penyakit mental.
2. Stress adalah suatu kondisi anda yang dinamis saat seorang individu dihadapkan pada peluang, tuntutan, atau sumber daya yang terkait dengan apa yang dihasratkan oleh individu itu dan yang hasilnya dipandang tidak pasti dan penting. Stress adalah beban rohani yang melebihi kemampuan maksimum rohani itu sendiri, sehingga perbuatan kurang terkontrol secara sehat.
3. Emosi adalah perasaan intens yang ditujukan kepada seseorang atau sesuatu. Emosi adalah reaksi terhadap seseorang atau kejadian. Emosi dapat ditunjukkan ketika merasa senang mengenai sesuatu, marah kepada seseorang, ataupun takut terhadap sesuatu.
4. Cara mengatasi remaja yang mengalami gangguan mental dan tingkah laku seperti stress dan emosi antara lain, meditasi, berolahraga teratur, hang out dengan teman, berpikir positif, tidur yang cukup, dekatkan diri dengan tuhan, curhat, ubah posisi tubuh anda, coba berpikir tenang, cari tempat tenang, cari kesibukan lain, olahraga, mendengarkan musik, hindari stress.
B. Saran dan Kritik
Dalam mengatasi gangguan-gangguan mental dan tingkah laku pada anak remaja, kita seharusnya mengerti akan sikap dan tingkah lakunya. Harus sabar memberi tahu kepada sianak dengan perlahan-lahan. Memberi masukan kepada mereka, mengajak mereka refreshing agar pikiran mereka sedikit tenang.

DAFTAR PUSTAKA

Amti, Erman & Marjohan. 1992. Bimbingan dan Konseling. Jakarta : Departemen Pendidikan dan KebudayaanTim Dosen MK
Bidang Kependidikan. 2006. Bimbingan di Sekolah Dasar. Bandung : Tim Dosen Bimbingan Konseling UPI
Ekman, P. (Inggris)“The Nature of Emotion”, Oxford, UK: Oxford University Press, 1994.
http://id.wikipedia.org/wiki/Emosi
file:///D:/Tugas-tugas%20semester%202/PPD/Makalah%20Perkembangan%20Peserta%20Didik%20_%20Aneka%20Ragam%20Makalah.htm.
file:///D:/Tugas-tugas%20semester%202/PPD/MAKALAH%20Perkembangan%20Peserta%20Didik%20%28PPD%29%20%20Pentingnya%20Kreativitas%20bagi%20Peserta%20Didik%20_%20Riki%20Putra.htm diakses pada 9th May 2012 by Riki Putra.
Frieda, N.H. (Inggris)“Moods, Emotion Episodes and Emotions”, New York: Guilford Press, 1993, hal. 381-403.
Frijda, (Inggris)Moods, Emotion Episodes and Emotions,” hal. 381.
Hamalik, Oemar, 2007. Dasar–dasar Pengembangan Kurikulum. Bandung:Remaja Rosda Karya.
Mudjiran; Prayitno, Elida; Hasan, Marwisni; Ilyas Asmidir. 1999. Perkembangan Peserta Didik. Padang: UNP
Robbins, Stephen P.; Judge, Timothy A. (2008). Perilaku Organisasi, Jakarta: Salemba Empat. Hal.311-315

PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWIT

Published Juli 5, 2013 by noviaekasaputrii

KELOMPOK 5 KIMIA LINGKUNGAN
NAMA ANGGOTA :
DITHA SARI PRAMESTI ACC 112 049
HERLIE ACC 112 005
NINA SELVIA ACC 112 028
NOVIA EKA SAPUTRI ACC 112 022
NOVY INDRIYANI ACC 112 031
RAHMADAN NOR ACC 112 012
TANIA WULAN DARIE ACC 112 024

PROGRAM STUDI KIMIA
JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan rahmatnya lah kami dapat membuat Makalah “Kimia Lingkungan” tepat pada waktunya.
Dalam makalah ini saya membahas tentang “Pabrik Pengolahan Minyak Kelapa Sawit”. Kami membuat makalah dengan judul tersebut lebih menjelaskan tentang proses yang terkait dengan kimia, dampak kimia pada setiap proses terhadap lingkungan, dan cara penanganan setiap dampak.
Makalah ini kami tulis guna memenuhi tugas mata kuliah Kimia Lingkungan pada tengah semester 2 tahun 2013 ini. Semoga dengan terselesaikannya makalah ini dapat menjadi manfaat bagi pembaca sekalian.
Kami berharap makalah ini dapat menambah wawasan dan memberikan manfaat yang besar untuk semua. Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna, maka kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan guna penyempurnaan makalah ini.
Atas kekurangannya kami ucapkan maaf dan terimakasih.

Palangkaraya, 21 Mei 2013

Penyusun

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam pabrik pengolahan minyak kelapa sawit adanya perkembangan bisnis dan investasi kelapa sawit dalam beberapa tahun terakhir mengalami pertumbuhan yang sangat pesat. Permintaan atas minyak nabati dan penyediaan biofuel telah mendorong peningkatan permintaan minyak nabati yang bersumber dari crude palm oil (CPO) yang berasal dari kelapa sawit. Hal ini disebabkan tanaman kelapa sawit memiliki potensi menghasilkan minyak sekitar 7 ton/hektar lebih tinggi dibandingkan dengan kedelai yang hanya 3 ton/hektar. Indonesia memiliki potensi yang sangat besar dalam pengembangan perkebunan dan industri kelapa sawit karena memiliki potensi cadangan lahan yang cukup luas, ketersediaan tenaga kerja, dan kesesuaian agroklimat.
Limbah adalah kotoran atau buangan yang merupakan komponen pencemaran yang terdiri dari zat atau bahan yang tidak mempunyai kegunaan lagi bagi masyarakat. Limbah industri dapat digolongkan kedalam tiga golongan yaitu limbah cair, limbah padat, dan limbah gas yang dapat mencemari lingkungan. Jumlah limbah cair yang dihasilkan oleh PMKS berkisar antara 600-700 liter/ton tandan buah segar (TBS). Limbah ini merupakan sumber pencemaran yang potensial bagi manusia dan lingkungan, sehingga pabrik dituntut untuk mengolah limbah melalui pendekatan teknologi pengolahan limbah (end of the pipe). Diantara upaya tersebut adalah pemanfaatan limbah cair PMKS dengan proses digester anaerob untuk memproduksi biogas.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana proses pabrik pengolahan minyak kelapa sawit yang terkait dengan kimia?
2. Bagaimana dampak pabrik pengolahan minyak kelapa sawit terhadap lingkungan?
3. Bagaimana cara penanganan setiap dampak dari pabrik pengolahan minyak kelapa sawit?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui proses pabrik pengolahan minyak kelapa sawit yang terkait dengan kimia.
2. Untuk mengetahui dampak pabrik pengolahan minyak kelapa sawit terhadap lingkungan.
3. Untuk mengetahui cara penanganan setiap dampak dari pabrik pengolahan minyak kelapa sawit.
D. Manfaat
1. Dapat mendeskripsikan proses pabrik pengolahan minyak kelapa sawit yang terkait dengan kimia.
2. Dapat mengidentifikasi dampak pabrik pengolahan minyak kelapa sawit terhadap lingkungan.
3. Dapat mengidentifikasi cara penanganan setiap dampak dari pabrik pengolahan minyak kelapa sawit.

BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian Kelapa Sawit
Kelapa sawit adalah salah satu komoditi andalan Indonesia yang perkembangannya demikian pesat. Selain produksi minyak kelapa sawit yang tinggi, produk samping atau limbah pabrik kelapa sawit juga tinggi. Kelapa sawit (Elaeis) adalah tumbuhan industri penting penghasil minyak masak, minyak industri, maupun bahan bakar (biodiesel). Indonesia merupakan negara penghasil minyak kelapa sawit kedua dunia setelah Malaysia. Di Indonesia penyebarannya di daerah Aceh, Pantai Timur, Sumatera, Jawa, Kalimantan dan Sulawesi.

Kelapa sawit merupakan salah satu komoditas andalan Indonesia dimana saat ini Indonesia menjadi negara penghasil kelapa sawit terbesar kedua setelah Malaysia. Dengan melihat usaha-usaha yang dilakukan baik pemerintah maupun perusahaan swasta yang melakukan ekstensifikasi pertanian. Indonesia diprediksi menjadi negara penghasil CPO utama dunia tahun 2010.
Habitat aslinya adalah daerah semak belukar. Sawit dapat tumbuh dengan baik di daerah tropis. Tanaman ini tumbuh sempurna di ketinggian 0 – 500 m dari permukaan laut dengan kelembaban 80% – 90%. Tingginya dapat mencapai 24 meter. Sawit membutuhkan iklim dengan curah hujan stabil. 2000 – 2500 mm setahun, yaitu daerah yang tidak tergenang air saat hujan dan tidak kekeringan saat kemarau. Pola curah hujan tahunan mempengaruhi perilaku pembungaan dan produksi buah sawit.
Minyak kelapa sawit dapat diolah menjadi berbagai macam produk turunannya yang memiliki nilai tambah yang jauh lebih tinggi. Guna mendukung pengembangan industri kelapa sawit dan produk-produk turunannya, diperlukan integritas yang tinggi terutama antara daerah penghasil bahan baku, industri pengolah dan daerah pemasaran.
Industri minyak kelapa sawil merupakan industri yang terpadu, dimana beberapa pemegang kepentingan saling berkait. Keterkaitan dibagi dalam dua kelompok yaitu kelompok daerah penghasil bahan baku TBS dan daerah produsen atau pemasar produk turunan minyak kelapa sawit.
2. Proses Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit yang Terkait dengan Kimia
Tandan buah Segar (TBS) yang telah dipanen di kebun diangkut ke lokasi Pabrik Minyak Sawit dengan menggunakan truk. Sebelum dimasukan ke dalam Loading Ramp, Tandan Buah Segar tersebut harus ditimbang terlebih dahulu pada jembatan penimbangan (Weighing Brigae) . Perlu diketahui bahwa kualitas hasil minyak CPO yang diperoleh sangat dipengaruhi oleh kondisis buah (TBS) yang diolah dalam pabrik. Sedangkan proses pengolahan dalam pabrik hanya berfungsi menekan kehilangan didalam pengolahannya, sehingga kualitas hasil tidak semata-mata tergantung dari TBS yang masuk ke dalam Pabrik.
1. Perebusan
Tandan buah segar setelah ditimbang kemudian dimasukkan ke dalam lori rebusan yang terbuat dari plat baja berlubang-lubang (cage) dan langsung dimasukkan ke dalam sterilizer yaitu bejana perebusan yang menggunakan uap air yang bertekanan antara 2.2 sampai 3.0 Kg/cm2. Proses perebusan ini dimaksudkan untuk mematikan enzim-enzim yang dapat menurunkan kuaiitas minyak. Disamping itu, juga dimaksudkan agar buah mudah lepas dari tandannya dan memudahkan pemisahan cangkang dan inti dengan keluarnya air dari biji. Proses ini biasanya berlangsung selama 90 menit dengan menggunakan uap air yang berkekuatan antara 280 sampai 290 Kg/ton TBS. Dengan proses ini dapat dihasilkan kondensat yang mengandung 0.5% minyak ikutan pada temperatur tinggi. Kondensat ini kemudian dimasukkan ke dalam Fat Pit. Tandan buah yang sudah direbus dimasukan ke dalam Threser dengan menggunakan Hoisting Crane.
2. Perontokan Buah dari Tandan
Pada tahapan ini, buah yang masih melekat pada tandannya akan dipisahkan dengan menggunakan prinsip bantingan sehingga buah tersebut terlepas kemudian ditampung dan dibawa oleh Fit Conveyor ke Digester. Tujuannya untuk memisahkan brondolan (fruilet) dari tangkai tandan. Alat yang digunakan disebut thresher dengan drum berputar (rotari drum thresher). Hasil stripping tidak selalu 100%, artinya masih ada brondolan yang melekat pada tangkai tandan, hal ini yang disebut dengan USB (Unstripped Bunch). Untuk
mengatasi hal ini, maka dipakai sistem “Double Threshing”. Sisitem ini bekerja dengan cara janjang kosong/EFB (Empty Fruit Bunch) dan USB yang keluar dari thresher pertama, tidak langsung dibuang, tetapi masuk ke threser kedua yang selanjutnya EFB dibawa ketempat pembakaran (incinerator) dan dimanfaatkan sebagai produk samping.
3. Pengolahan Minyak dari Daging Buah
Brondolan buah (buah lepas) yang dibawa oleh Fruit Conveyor dimasukkan ke dalam Digester atau peralatan pengaduk. Di dalam alat ini dimaksudkan supaya buah terlepas dari biji. Dalam proses pengadukan (Digester) ini digunakan uap air yang temperaturnya selalu dijaga agar stabil antara 80° – 90°C. Setelah massa buah dari proses pengadukan selesai kemudian dimasukkan ke dalam alat pengepresan (Scew Press) agar minyak keluar dari biji dan fibre.Untuk proses pengepresan ini perlu tambahan panas sekitar 10% s/d 15% terhadap kapasitas pengepresan. Dari pengepresan tersebut akan diperoleh minyak kasar dan ampas serta biji.Sebelum minyak kasar tersebut ditampung pada Crude Oil Tank, harus dilakukan pemisahan kandungan pasirnya pada Sand Trap yang kemudian dilakukan penyaringan (Vibrating Screen). Sedangkan ampas dan biji yang masih mengandung minyak (oil sludge) dikirim ke pemisahan ampas dan biji (Depericarper). Dalam proses penyaringan minyak kasar tersebut perlu ditambahkan air panas untuk melancarkan penyaringan minyak tersebut. Minyak kasar (Crude Oil) kemudian dipompakan ke dalam Decenter guna memisahkan Solid dan Liquid. Pada fase cair yang berupa minyak, air dan masa janis ringan ditampung pada Countnuous Settling Tank, minyak dialirkan ke oil tank dan pada fase berat (sludge) yang terdiri dari air dan padatan terlarut ditampung ke dalam Sludge Tank yang kemudian dialirkan ke Sludge Separator untuk memisahkan minyaknya.
4. Proses Pemurnian Minyak
Minyak dari oil tank kemudian dialirkan ke dalam Oil Purifer untuk memisahkan kotoran/solid yang mengandung kadar air. Selanjutnya dialirkan ke Vacuum Drier untuk memisahkan air sampai pada batas standard. Kemudian melalui Sarvo Balance, maka minyak sawit dipompakan ke tangki timbun (Oil Storage Tank).
PKS pada umumnya mengolah bahan baku berupa Tandan Buah Segar (TBS) menjadi minyak kelapa sawit CPO (Crude Palm Oil) dan inti sawit (Kernel). Proses pengolahan kelapa kelapa sawit sampai menjadi minyak sawit (CPO) terdiri dari beberapa tahapan yaitu:
a. Jembatan Timbang
Hal ini sangat sederhana, sebagian besar sekarang menggunakan sel-sel beban, dimana tekanan dikarenakan beban menyebabkan variasi pada sistem listrik yang diukur. Pada Pabrik Kelapa Sawit jembatan timbang yang dipakai menggunakan sistem komputer untuk meliputi berat. Prinsip kerja dari jembatan timbang yaitu truk yang melewati jembatan timbang berhenti 5 menit, kemudian dicatat berat truk awal sebelum TBS dibongkar dan sortir, kemudian setelah dibongkar truk kembali ditimbang, selisih berat awal dan akhir adalah berat TBS yang diterima dipabrik.
b. Penyortiran
Kualitas buah yang diterima pabrik harus diperiksa tingkat kematangannya. Jenis buah yang masuk ke PKS pada umumnya jenis Tenera dan jenis Dura. Kriteria matang panen merupakan faktor penting dalam pemeriksaan kualitas buah distasiun penerimaan TBS (Tandan Buah Segar).
Pematangan buah mempengaruhi terhadap rendamen minyak dan ALB (Asam Lemak Buah) yang dapat dilihat pada tabel berikut : Kematangan buah Rendamen minyak (%) Kadar ALB (%)
Buah mentah 14 – 18 1,6 – 2,8
Setengah matang 19 – 25 1,7 – 3,3
Buah matang 24 – 30 1,8 – 4,4
Buah lewat matang 28 – 31 3,8 – 6,1
c. Proses Perebusan (Sterilizer)
Lori yang telah diisi TBS dimasukan kedalam sterilizer dengan menggunakan capstand. Tujuan perebusan :
a) Mengurangi peningkatan asam lemak bebas.
b) Mempermudah proses pembrodolan pada threser.
c) Menurunkan kadar air.
d) Melunakan daging buah, sehingga daging buah mudah lepas dari biji.
Bila poin dua tercapai secara efektif maka semua poin yang lain akan tercapai juga. Sterilizer memiliki bentuk panjang 26 m dan diameter pintu 2,1 m. Dalam sterilizer dilapisi Wearing Plat setebal 10 mm yang berfungsi untuk menahan steam, dibawah sterilizer terdapat lubang yang gunanya untuk pembuangan air condesat agar pemanasan didalam sterilizer tetap seimbang.
Dalam proses perebusan minyak yang terbuang 70%. Dalam melakukan proses perebusan diperlukan uap untuk memanaskan sterilizer yang disalurkan dari boiler. Uap yang masuk ke sterilizer 2,8 – C140,cmkg302 dan direbus selama 90 menit.
d. Proses Penebah (Thereser Process)
1. Hoisting Crane
Fungsi dari Hoisting Crane adalah untuk mengangkat lori dan menuangkan isi lori ke bunch feeder (hooper). Dimana lori yang diangkat tersebut berisi TBS yang sudah direbus.
2. Thereser
Fungsi dari Theresing adalah untuk memisahkan buah dari janjangannya dengan cara mengangkat dan membantingnya serta mendorong janjang kosong ke empty bunch conveyor.
Proses Kempa adalah pertama dimulainya pengambilan minyak dari buah Kelapa Sawit dengan jalan pelumatan dan pengempaan. Baik buruknya pengoperasian peralatan mempengarui efisiensi pengutipan minyak. Proses ini terdiri dari :
3. Digester
Setelah buah pisah dari janjangan, maka buah dikirim ke Digester dengan cara buah masuk ke Conveyor Under Threser yang fungsinya untuk membawa buah ke Fruit Elevator yang fungsinya untuk mengangkat buah keatas masuk ke distribusi conveyor yang kemudian menyalurkan buah masuk ke Digester. Didalam digester tersebut buah atau berondolan yang sudah terisi penuh diputar atau diaduk dengan menggunakan pisau pengaduk yang terpasang pada bagian poros II, sedangkan pisau bagian dasar sebagai pelempar atau mengeluarkan buah dari digester ke screw press.
Fungsi Digester :
1. Melumatkan daging buah.
2. Memisahkan daging buah dengan biji.
3. Mempersiapkan Feeding Press.
4. Mempermudah proses di Press.
5. Menaikkan Temperatur.
4. Screw Press
Fungsi dari Screw Press adalah untuk memeras berondolan yang telah dicincang, dilumat dari digester untuk mendapatkan minyak kasar. Buah – buah yang telah diaduk secara bertahap dengan bantuan pisau – pisau pelempar dimasukkan kedalam feed screw conveyor dan mendorongnya masuk kedalam mesin pengempa ( twin screw press ). Oleh adanya tekanan screw yang ditahan oleh cone, massa tersebut diperas sehingga melalui lubang – lubang press cage minyak dipishkan dari serabut dan biji. Selanjutnya minyak menuju stasaiun clarifikasi, sedangkan ampas dan biji masuk kestasiun kernel.
Setelah melewati proses Screw Press maka didapatlah minyak kasar / Crude Oil dan ampas press yang terdiri dari fiber. Kemudian Crude Oil masuk ke stasiun klarifikasi dimana proses pengolahannya sebagai berikut :
Sand Trap Tank ( Tangki Pemisah Pasir)
Setelah di press maka Crude Oil yang mengandung air, minyak, lumpur masuk ke Sand Trap Tank. Fungsi dari Sand Trap Tank adalah untuk menampung pasir. Temperatur pada sand trap mencapai 95 0C.
Vibro Seperator / Vibrating Screen
Fungsi dari Vibro Separator adalah untuk menyaring Crude Oil dari serabut – serabut yang dapat mengganggu proses pemisahan minyak. Sistem kerja mesin penyaringan itu sendiri dengan sistem getaran – getaran pada Vibro kontrol melalui penyetelan pada bantul yang di ikat pada elektromotor. Getaran yang kurang mengakibatkan pemisahan tidak efektif.
Vertical Clarifier Tank (VCT)
Fungsi dari VCT adalah untuk memisahkan minyak, air dan kotoran (NOS) secara gravitasi. Dimana minyak dengan berat jenis yang lebih kecil dari 1 akan berada pada lapisan atas dan air dengan berat jenis = 1 akan berada pada lapisan tengah sedangkan NOS dengan berat jenis lebih besar dari 1 akan berada pada lapisan bawah.
Fungsi Skimmer dalam VCT adalah untuk membantu mempercepat pemisahan minyak dengan cara mengaduk dan memecahkan padatan serta mendorong lapisan minyak dengan Sludge. Temperatur yang cukup (95 0C) akan memudahkan proses pemisahan ini.
Prinsip kerja didalam VCT dengan menggunakan prinsip keseimbangan antara larutan yang berbeda jenis. Prinsip bejana berhubungan diterapkan dalam mekanisme kerja di VCT.
Oil Tank
Fungsi dari Oil Tank adalah untuk tempat sementara Oil sebelum diolah oleh Purifier. Pemanasan dilakukan dengan menggunakan Steam Coil untuk mendapatkan temperatur yang diinginkan yakni 95o C. Kapasitas Oil Tank 10 Ton / Jam.
Oil Purifier
Fungsi dari Oil Purifier adalah untuk mengurangi kadar air dalam minyak dengan cara sentrifugal. Pada saat alat ini dilakukan proses diperlukan temperatur suhu 95oC.
Vacuum Dryer
Fungsi dari Vacuum Dryer adalah untuk mengurangi kadar air dalam minyak produksi. Sistem kerjanya sendiri adalah minyak disimpan kedalam bejana melalui Nozel. Suatu jalur resirkulasi dihubungkan dengan suatu pengapung didalam bejana, sehingga bilamana ketinggian permukaan minyak menurun pengapung akan membuka dan mensirkulasi minyak kedalam bejana.
Sludge Tank
Fungsi dari Sludge Tank adalah tempat sementara sludge ( bagian dari minyak kasar yang terdiri dari padatan dan zat cair) sebelum diolah oleh sludge seperator. Pemanasan dilakukan dengan menggunakan sistem injeksi untuk mendapatkan temperatur yang dinginkan yaitu 95o C.
Sand Cyclone / Pre- cleaner
Fungsidari Sand Cyclone adalah untuk menangkap pasir yang terkandung dalam sludge dan untuk memudahkan proses selanjutnya.

Brush Strainer ( Saringan Berputar )
Fungsi dari Brush Strainer adalah untuk mengurangi serabut yang terdapat pada sludge sehingga tidak mengganggu kerja Sludge Seperator. Alat ini terdiri dari saringan dan sikat yang berputar.
Sludge Seperator
Fungsi dari Sludge Seperator adalah untuk mengambil minyak yang masih terkandung dalam sludge dengan cara sentrifugal. Dengan gaya sentrifugal, minyak yang berat jenisnya lebih kecil akan bergerak menuju poros dan terdorong keluar melalui sudut – sudut ruang tangki pisah.
Storage Tank
Fungsi dari Storage Tank adalah untuk penyimpanan sementara minyak produksi yang dihasilkan sebelum dikirim. Storage Tank harus dibersihkan secara terjadwal dan pemeriksaan kondisi Steam Oil harus dilakukan secara rutin, karena apabila terjadi kebocoran pada pipa Steam Oil dapat mengakibatkan naiknya kadar air pada CPO. Telah dijabarkan bahwasanya setelah pengepresan akan menghasilkan Crude Oil dan Fiber. Fiber tersebut akan masuk kestasiun Kernel dan akan dijabarkan proses pengolahannya.
Cake Breaker Conveyor (CBC)
Fungsi dari Cake Breaker Conveyor adalah untuk membawa dan memecahkan gumpalan Cake dari stasiun Press ke depericarper.
Depericarper
Fungsi dari Depericarper adalah untuk memisahkan fiber dengan nut dan membawa fiber untuk menjadi bahan bakar boiler. Fungsi kerjanya adalah tergantung pada berat massa, yang massanya lebih ringan (fiber) akan terhisap oleh fan tan. Yang massanya lebih berat (nut) akan masuk ke Nut Polishing drum.
Fungsi dari Nut Polishing Drum adalah :
1. Membersihkan biji dari serabut – serabut yang masih melekat.
2. Membawa nut dari Depericarper ke Nut transport.
3. Memisahkan nut dari sampah.
4. Memisahkan gradasi nut.
Nut Silo
Fungsi dari Nut Silo adalah tempat penyimpanan sementara nut sebelum diolah pada proses berikutnya. Bila proses pemecahan nut dengan menggunakan nut Craker maka nut silo harus dilengkapi dengan sistem pemanasan (Heater).
Riplle Mill
Fungsi dari riplle Mill adalah untuk memecahkan nut. Pada Riplle Mill terdapat rotor bagian yang berputar pada Riplle Plate bagian yang diam. Nut masuk diantara rotor dan Riplle Plate sehingga saling berbenturan dan memecahkan cangkang dari nut.
Claybath
Fungsi dari Claybath adalah untuk memisahkan cangkang dan inti sawit pecah yang besar dan beratnya hampir sama. Proses pemisahan dilakukan berdasarkan kepada perbedaan berat jenis. Bila campuran cangkang dan inti dimasukan kedalam suatu cairan yang berat jenisnya diantara berat jenis cangkang dan inti maka untuk berat jenisnya yang lebih kecil dari pada berat jenis larutan akan terapung diatas dan yang berat jenisnya lebih besar akan tenggelam. Kernel memiliki berat jenis lebih ringan dari pada larutan calcium carbonat sedangkan cangkang berar jenisnya lebih besar.
Hydro Cyclone
Fungsi dari Hydro Cyclone adalah :
1. Mengutip kembali inti yang terikut kecangkang.
2. Mengurangi losis (inti cangkang) dan kadar kotoran.
Kernel Dryer
Fungsi dari Kernel Dryer adalah untuk mengurangi kadar air yang terkandung dalam inti produksi. Jika kandungan air tinggi pada inti akan mempengaruhi nilai penjualan, karena jika kadar air tinggi maka ALB juga tinggi. Pada Kernel Silo ada 3 tingkatan yaitu atas 70 derajat celcius, tengah 60 derajat, bawah 50 derajat celcius. Pada sebagian PKS ada yang menggunakan sebaliknya yaitu atas 50 derajat, tengah 60 derajat, dan bawah 70 derajat celcius.
Kernel Storage
Fungsi dari Kernel ini adalah untuk tempat penyimpanan inti produksi sebelum dikirim keluar untuk dijual. Kernel Storage pada umumnya berupa bulk silo yang seharusnya dilengkapi dengan fan agar uap yang masih terkandung dalam inti dapat keluar dan tidak menyebabkan kondisi dalam Storage lembab yang pada akhirnya menimbulkan jamur kelapa sawit.
Kerja Screw Press
Prinsip ekstraksi minyak dengan cara ini adalah menekan bahan lumatan dalam tabung yang berlubang dengan alat ulir yeng berputar sehingga minyak akan keluar lewat lubang-lubang tabung. Besarnya tekanan alat ini dapat diatur secara elektris dan tergantung dari volume bahan yang di press. Alat ini terdiri dari sebuah selinder yang berlubang lubang didalam terdapat sebuah ulir yang berputar. Tekanan kempa diatur oleh dua buah kerucut (conus) berada pada kedua ujung pengempa, yang dapat digerakkan maju mundur secara hidrolik. Tekanan hidrolik pada komulator 50 – 70 kg / cm3 mengakibatkan ampas basah. Kehilangan minyak pada ampas dan biji tidak sempurna karena akan mempengaruhi pada proses stasiun selanjutnya, ampas yang basah akan mengakibatkan pembakaran didalam dapur tidak sempurna.
Tekanan yang terlampau tinggi misalnya 70 kg / cm3 akan mengakibatkan kehilangan inti yang begitu tinggi sehingga keseimbangan dalam mesin ini sangat diperlukan. hal yang perlu deperhatikan adalah ampas kempa yang keluar harus merata dalam arti tidak terlalu basah dan tidak terlalu kering, bila terjadi gangguan / kerusakan, sehingga screw press harus berhenti untuk waktu yang lama maka untuk mencegah hal – hal yang tidak diiginkan screw press harus selalu di periksa, untuk perbaikan pada screw press maka ampas yang tertinggal didalam mesin pengempa harus dikosongkan, sehingga dapat diperbaiki.
Kecepatan putar mesin pengempa harus disesuaikan dengan kapasitas Tanda Buah Segar yang akan dipress, dengan tujuan agar efesinsi proses pressing lebih optimal, sehingga target yang diiginkan perusahaan dapat tercapai sesuai dengan ketentuan – ketentuan yang diterapkan oleh perusahaan.
Screw Press dipakai untuk memisahkan minyak kasar dari daging buah yang telah dicabik dengan Oil Losses dan nut pecah menimum pada ampas press. alat ini terdari sebuah selinder yang berlubang – lubang dan di dalamnya terdapat 2 buah ulir yang berputar berlawanan arah. tekanan Press diatur oleh 2 buah konus berda pada bagian ujung press, yang dapat digerakan maju mundur secara hidrolic.
Masa yang keluar dari ketel adukan melalui, feeder Screw bagi Press yang memakainya (sebahagian minyak keluar) masuk kedalam main screw untuk di press lebih lanjut. Minyak yang keluar dari Feeder Screw dan main Srew ditampung dalam talang minyak (oil getter). untuk mempermudah pemisahan dan pengaliran minyak pada Feeder Screw dilakukan injeksi uap dan penambahan air panas.

Cara Kerja Mesi Screw Press
Motor listrik sebagai sumber gerakan yang berfungsi untuk menggerakkan mesi double screw press. Screw press dihidupkan melalui panel kendali sekaligus system hidrolikny,lalu dimasukkan air panas dengan suhu 900C melalui pipa masuk (pipe inlet).Motor listrik hidup memutar pulli melalui poros motor dengan daya 30 Kw dengan putaran 1475 rpm.Pulli menggerakkan sabuk menghantarkan putaran ke pulli yang terpasang pada poros yang menghubungkan ke gear reduser,dan gear reduser digerakkan poros utama yang dihubungkan dengan kopling.Poros utama menggerakkan roda gigi perantara yang mengakibatkan kedua poros berulir akan bergerak berlawanan arah dengan putaran yang sama.
Pada bagian akhir ulir terdapat dua buah konus yang digerakkan dengan bantuan sistem hidrolik dengan gerakan maju mundur sesuai dengan tekanan yang dibutuhkan yang bertujuan untuk meningkatkan hasil pengepresan dan tekanannya sebesar 30-50 bar.
Minyak yang dihasilkan oleh mesin press dialirkan ke oil vibrating screnn dan kemudian dialirkan ke crude oil tank untuk diproses lebih lanjut,sedangkan serabut dan biji buah sawit yang masih mengandung 4% minyak dialirkan ke cake breaker conveyor untuk proses selanjutnya.Motor listrik memutar poros screw press yang direduksi (dikurangkan) putarannya dari 1475 menjadi 12 rpm melalui speed reduser.
Kapasitas screw press yang direncanakan harus sesuaikan dengan kapasitas olahan pabrik. Dalam menentukan kapasitas 12 ton TBS / jam screw press yang dipergunakan maka ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain :
1. Sebelum kelapa sawit masuk kedalam screw press masa awal buah kelepa sawit telah berkurang. Hal ini disebabkan karena berlangsungnya proses penebahan pada mesin thresher / stripper. Massa sawit yang berkurang yang dimaksud adalah berupa tandan kosong yang dipindahkan dengan konveyor.
2. Untuk memperoleh hasil pressing yang baik yakni minyak sawit keluar semua
maka perlu diperhatikan bahwah screw press harus dalam keadaan selalu penuh. Kondisi ini dibutuhkan untuk memperoleh efisiensi yang lebih baik dari penekanan yang dilakukan sebab jika banyak ruang kosong pada saat penekanan maka tidak berlangsung maksimal.
Motor listrik sebagai sumber gerakan yang berfungsi untuk menggerakan mesin double screw press dihidupkan melalui panel kendali sekaligus sistem hidroliknya, lalu dimasukkan air panas dengan suhu 90C melalui pipa masuk (pipe inlet). Motor listrik hidup memutar pulli melalui poros motor dengan daya 22 Kw dan putaran 1465 rpm. Pulli menggerakkan sabuk menghantarkan putaran ke pulli yang terpasang pada poros yang menghubungi ke gear reducer, dari gear reducer digerakan poros utama yang dihubungkan dengan kopling. Poros utama menggerakan roda gigi perantara yang mengakibatkan kedua poros berulir akan bergerak berlawanan arah dangan putaran yang sama.
3. Dampak Pabrik Pengolahan Minyak Kelapa Sawit Terhadap Lingkungan.
Peningkatan produksi dan konsumsi dunia terhadap minyak sawit secara langsung dapat meningkatkan dampak negatif terhadap lingkungan. Pada proses produksi minyak sawit limbah berwujud padat, cair, dan gas dihasilkan dari berbagai stasiun kerja dari pabrik. Setiap ton tandan buah segar (TBS) yang diolah men jadi efluen sebanyak 600 liter. Limbah tersebut berdampak negatif terhadap lingkungan jika tidak dikelola dengan baik. Dewasa ini mulai diperkenalkan pengelolaan lingkungan yang bersifat pencegahan terhadap sumber-sumber dihasilkan limbah, seperti eco-efficient, pollution prevention, waste minimization, waste minimization atau source reduction. United Nation Environment Programme (UNEP) menggunakan istilah cleaner production atau produksi bersih sebagai upaya preventif dan intregrasi yang dilaksanakan secara berkesinambunan terhadap proses dan jasa untuk meningkatkan efisiensi dan mengurangi resiko terhadap manusia dan lingkungan.
Akhir-akhir ini permintaan akan minyak sawit mentah (Crude Palm Oil) yang digunakan sebagai minyak nabati dan biofuel telah mendorong peningkatan pengembangan perkebunan kelapa sawit atau perluasan wilyah perkebunan kelapa sawit terutama di Indonesia. Selain permintaan akan CPO, faktor lain yang menyebabkan perkembangan perluasan perkebunan kelapa sawit di Indonesia adalah adanya potensi yang sangat besar seperti lahan yang sangat luas, ketersediaan tenaga kerja dan kesesuaian agroklimat.
Indonesia adalah salah satu negara pengekspor CPO terbesar di kawasan Asia Tenggara yang diikuti oleh Malaysia. Luas perkebunan kelapa sawit Indonesia mencapai 8 juta hektar (ha) lebih yang jika dibandingkan dengan luas perkebunan kelapa sawit dunia yang hanya mencapai 12 juta hektar (ha) lebih, berarti luas perkebunan kelapa sawit Indonesia mencapai 66,67% dari luas perkebunan kelapa sawit dunia. Perkebunan kelapa sawit Indonesia yang mencapai 8 juta hektar tersebut tersebar di pulau Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi yang dijadikan sebagai daerah penghasil kelapa sawit dan CPO terbesar dan utama.
Salah satu provinsi penghasil kelapa sawit dan CPO terbesar di pulau Sumatera adalah Riau, dimana menurut data dari Dinas Perkebunan Propinsi (2009) luas perkebunan kelapa sawitnya lebih dari 2 juta hektar. Selain itu, menurut data BPS Propinsi Riau (2010) total luas lahan perkebunan sawit di Riau diperkirakan mencapai 2,06 juta hektar dari 1,7 juta ha pada tahun 2008. Luas ini diperkirakan setara dengan 35% luas perkebunan sawit nasional yang saat ini mencapai 7,3 juta ha lebih. Salah satu kabupaten yang memiliki perkebunan terluas adalah kabupaten Pelalawan. Di Pelalawan perkebunan kelapa sawit adalah salah satu komoditi unggulan selain perkebunan karet bagi masyarakatnya.
Peningkatan pengembangan perkebunan sawit sejalan dengan peningkatan pembangunan pabrik pengolahan minyak kelapa sawit (PKS). Seperti halnya di Riau, Pembangunan perkebunan kelapa sawit pasti membawa dampak terhadap masyarakat sektar. Dampak tersebut dapat berupa dampak positif bagi ekonomi, sosial dan pendidikan, seperti terbukanya lapangan kerja bagi warga sekitar pabrik, perbaikan dan pembangunan infrastruktur penunjang bagi perusahaan dan masyarakat seperti jalan dan fasilitas kesehatan, dan pabrik sebagai sarana penelitian. Menurut Syahza (2009) pembangunan perkebunan kelapa sawit di Riau dapat mengurangi ketimpangan pendapatan antar golongan masyarakat dan mengurangi ketimpangan ekonomi antar kabupaten/kota, dapat menciptakan multiplier effect dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat pedesaan, dan ekspor produk turunan kelapa sawit (CPO) dapat merangsang pertumbuhan ekonomi daerah Riau. Tingkat kesejahteraan yang dirasakan oleh masyarakat pedesaan telah membawa dampak berkembangnya perkebunan di daerah, khususnya kelapa sawit dan karet. Pembangunan perkebunan ini sekarang lebih banyak dilakukan oleh masyarakat secara swadaya.
Dampak negatif yang dapat ditimbulkan adalah masalah penurunan kualitas air dan penurunan kualitas udara serta pencemaran akibat limbah yang dihasilkan dari PKS baik itu limbah padat, gas, maupun limbah cair sering menjadi konflik antara pihak perusahaan dengan masyarakat yang ada di sekitar kawasan PKS tersebut. Limbah yang dihasilkan dari proses pengolahan buah sawit tersebut memberikan dampak yang tidak baik pada lingkungan. Tingginya kadar BOD dan COD di perairan bisa menyebabkan oksigen berkurang, Tingginya kadar minyak dan lemak serta TSS dapat menghambat masuknya sinar matahari ke dalam perairan. Jika hal tersebut terjadi, proses fotosintesis akan terhambat, kurangnya aktifitas fotosintesis akan mengurangi oksigen terlarut yang dilepas oleh tanaman air dan fitoplankton ke badan air, selain itu TSS juga bisa menyebabkan gangguan pada insang ikan karena partikel-partikel yang tidak larut tersebut akan menempel pada insang. Parameter kimia lain yang bersifat toksik terhadap organisme budidaya adalah amonia. Amonia bersifat toksik bagi biota perairan karena mengganggu proses pengikatan oksigen oleh darah. Konsentrasi amonia yang bersifat toksik bagi sebagian besar biota perairan berkisar antara 0,60 – 2,00 mg/l (The Europen Inland Fisheries Advisory Commission, 1973).
4. Cara Penanganan Setiap Dampak dari Prabrik Pengolahan Minyak Kelapa Sawit.
Menurut KEPMEN LH No 51 Tahun 1995, untuk menghindari atau menangani dampak-dampak yang ditimbulkan oleh limbah yang dihasilkan dari proses pengolahan, maka setiap industri wajib membuat instalasi pengolahan air limbah (IPAL). Saluran pembuangan limbah cair haruslah yang kedap air sehingga tidak terjadi perembesan limbah cair ke lingkungan, memasang alat ukur debit atau laju alir limbah cair dan melakukan pencatatan debit harian limbah cair tersebut, tidak melakukan pengenceran limbah cair, termasuk mencampurkan buangan air bekas pendingin ke dalam aliran pembuangan limbah cair, memisahkan saluran pembuangan limbah cair dengan saluran limpahan air hujan.
Produk Kelapa Sawit dan Pemanfaatannya:
Hasil utama tanaman kelapa sawit adalah minyak sawit atau yang sering dikenal dengan nama CPO (Crude Palm Oil) dan inti sawit. Minyak sawit dapat dimanfaatkan di berbagai industri karena memiliki susunan dan kandungan gizi yang cukup lengkap. Industri yang banyak menggunakan minyak sawit sebagai bahan baku adalah industri pangan, industri kosmetik, dan farmasi. Bahkan minyak sawit telah dikembangkan sebagai sakah satu bahan bakar.
Hasil penelitian mengungkapkan bahwa minyak sawit memiliki keuntungan dibandingkan dengan minyak nabati lainnya. Keunggulan tersebut antara lain:
Menjadi sumber minyak nabati termurah karena efisiensi minyak kelapa sawit ini tinggi;
Dibanding minyak lainnya, minyak kelapa sawit mempunyai produktivitas yang tinggi;
Dibanding minyak nabati lainnya, minyak kelapa sawit mempunyai manfaat yang lebih luas, baik pada industri pangan, maupun pada industri non pangan;
Kandungan gizi minyak kelapa sawit lebih unggul daripada minyak nabati lainnya.
omoditas kelapa sawit merupakan komoditas perdagangan yang sangat menjanjikan. Pada masa depan, minyak sawit diyakini tidak hanya mampu menghasilkan berbagai hasil industri hilir yang dibutuhkan manusia seperti minyak goreng, mentega, sabun, kosmetik, tetapi juga menjadi subtitusi bahan bakar minyak yang saat ini sebagian besar dipenuhi dengan minyak bumi.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Proses pabrik pengolahan minyak kelapa sawit yang terkait dengan kimia ada dua tahap yaitu Pemurnian dan Fraksinasi.
2. Dampak prabrik pengolahan minyak kelapa sawit terhadap lingkungan adalah Dampak negatif yang dapat ditimbulkan adalah masalah penurunan kualitas air dan penurunan kualitas udara serta pencemaran.
3. Cara penanganan setiap dampak dari prabrik pengolahan minyak kelapa sawit adalah dengan setiap industri wajib membuat instalasi pengolahan air limbah (IPAL). Saluran pembuangan limbah cair haruslah yang kedap air sehingga tidak terjadi perembesan limbah cair ke lingkungan, memasang alat ukur debit atau laju alir limbah cair dan melakukan pencatatan debit harian limbah cair tersebut, tidak melakukan pengenceran limbah cair, termasuk mencampurkan buangan air bekas pendingin ke dalam aliran pembuangan limbah cair, memisahkan saluran pembuangan limbah cair dengan saluran limpahan air hujan.
B. Saran
Pabrik pengelolaan minyak kelapa sawit dalam hal ini harus mempunyai tugas untuk membuat penampungan limbah sendiri agar tidak langsung masuk lingkungan dan berdampak merusak pada lingkungan sekitar. Tetap menjaga kebersihan lingkungan agar tidak mencemari air di lingkungan.

DAFTAR PUSTAKA

Bucman, H.. O. , 1982. Koloida tanah, sifat dan artinya dalam praktek, dalam ilmu tanah. Jakarta: Bhratara Karya Aksara.( 86 – 97 ).
H, Van Olphen, 1963. Montmorilloni tes ( Expanding threeLayer Clays) in clay colloid chemistry. New York: Interscience Publisher.( 66 – 69 ).
Ketaren, S. , 1986. Pengantar teknologi minyak dan lemak pangan. Jakarta : Universitas Indonesia, Jakarta: 1986, { 17 – 260 ).
Mark, ER, Jhon; J Mc. Ketto [and] Othmer, D. F., 1967. Bentonites in Encyclopedia of Chemical Technology”, 2nd ed, (7), 1967, ( 339 -358 ).
Pitoyo, 1988. Kemungkinan ekstraksi beta-karotena dari tanab pemucat limbah proses pemurnian minyak kelapa sawit. Yogyakarta : UGM.
Stanley, J,. L. , 1975 .Clays in industrial minerals and Roes, 4th ed, American Institute Of Minning, Metalurgieal and Petroleum Enginners Inc, New York, 1975, ( 519 – 575).

.

LIMBAH B3 (BAHAN BERACUN DAN BERBAHAYA)

Published Juli 5, 2013 by noviaekasaputrii

1. DEFINISI LIMBAH B3
B3 adalah kepanjangan dari bahan beracun dan berbahaya. Bahan berbahaya dan beracun (B3) didefinisikan sebagai bahan yang karena sifat dan konsentrasinya atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung dapat mencemarkan dan merusak lingkungan hidup, dan dapat membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta mahkluk hidup lainnya.
Berikut ini adalah produk yang mengandung B3.
a. Pengharum ruangan
b. Pemutih pakaian
c. Deterjen Pakaian
d. Pembersih kamar mandi
e. Pembesih kaca/jendela
f. Pembersih lantai
g. Pengkilat kayu
h. Pembersih oven
i. Pembasmi serangga
j. Lem perekat
k. Hair spray
l. Batu baterai
Limbah adalah bahan sisa yang dihasilkan dari suatu kegiatan dan proses produksi, baik pada skala rumah tangga, industri, pertambangan, dan sebagainya.
Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun, disingkat Limbah B3 adalah sisa suatu usaha atau kegiatan yang mengandung bahan berbahaya atau beracun yang karena sifat atau konsentrasinya dan jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung dapat mencemarkan atau merusakkan lingkungan hidup, serta dapat membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta makhluk hidup lain.
2. JENIS LIMBAH B3
1) Limbah B3 dari sumber tidak spesifik
Limbah B3 yang berasal bukan dari proses utamanya, Tetapi berasal dari kegiatan pemeliharaan alat, pencucian, inhibitor korosi, pelarutan kerak, pengemasan, dll.
2) Limbah B3 dari sumber spesifik
Limbah B3 sisa proses suatu industri atau kegiatan tertentu.
3) Limbah B3 dari sumber lain
kedaluwarsa, tumpahan, sisa kemasan dan buangan produk yang tidak memenuhi spesifikasi.
3. KARAKTERISTIK DAN KLASIFIKASI LIMBAH B3
a. Mudah meledak (explosive)

Pada suhu dan tekanan standar (25 derajat Celcius, 760 mmHg) dapat meledak atau melalui reaksi kimia dan atau fisika dapat menghasilkan gas dengan suhu dan tekanan tinggi yang dengan cepat dapat merusak lingkungan sekitarnya. Limbah ini berbahaya selama penanganannya, baik pada saat pengangkutannya maupun saat pembuangannya, karena limbah jenis ini dapat menimbulkan rekasi hebat dan dapat melukai manusia serta dapat merusak lingkungan. Limbah mudah meledak dapat didefinisikan sebagai : Limbah yang melalui reaksi kimia dapat menghasilkan gas dengan cepat, suhu dan tekanan yang tinggi yang mampu merusak lingkungan sekitarnya.Contoh:
1) Limbah dari pabrik yang menghasilkan bahan eksplosif.
2) Limbah kimia khusus dari laboratorium seperti asam prikat (picric acid).
b. Pengoksidasi (oxidizing)

Suatu bahan yang dapat melepaskan banyak panas atau menimbulkan api ketika bereaksi dengan bahan kimia lainnya, terutama bahanbahan yang sifatnya mudah terbakar meskipun dalam keadaan hampa udara. Misalnya kaporit.

c. Sangat mudah sekali menyala (extremely flammable)
Suatu bahan yang memiliki karakteristik sebagai berikut:
a) Dapat menjadi panas atau meningkat suhunya dan terbakar karena kontak dengan udara pada temperatur ambien;
b) Padatan yang mudah terbakar karena kontak dengan sumber nyala api;
c) Gas yang mudah terbakar pada suhu dan tekanan normal;
d) Mengeluarkan gas yang sangat mudah terbakar dalam jumlah yang berbahaya, jika bercampur atau kontak dengan air atau udara lembab.
d. Mudah menyala (flammable)

Limbah ini berbahaya apabila terjadi kontak dengan buangan (gas) yang panas dari kendaraan, rokok atau sumber api lain karena dapat menimbulkan kebakaran yang tidak terkendalikan baik didalam kendaraan pengangkut maupun dilokasi penanaman limbah (landfill). Limbah mudah menyala/terbakar ini didefinisikan sebagai: Limbah yang apabila didekatkan dengan api, percikan api, gesekan atau sumber nyala lain akan mudah menyala/terbakar dan apabila telah menyala akan terus terbakar hebat dalam waktu yang lama. Contoh umum dari limbah ini adalah : Pelarut seperti benzena, toluena atau aseton. Limbah-limbah ini berasal dari pabrik cat, pabrik tinta dan kegiatan lain yang menggunakan pelarut tersebut; antara lain pembersihan metal dari lemak/minyak, serta laboratorium kimia. Contoh lainyang bisa mudah kita ketahui adal;ah bensin.
e. Beracun (moderately toxic)

Suatu bahan yang memiliki karakteristik seperti, sifat racun bagi manusia, yang dapat menyebabkan keracunan atau sakit yang cukup serius apabila masuk ke dalam tubuh melalui pernafasan, kulit atau mulut. Serta sifat bahaya toksisitas akut. Contonya misalkan pestisida
f. Berbahaya (harmful)
Suatu bahan baik berupa padatan, cairan ataupun gas yang jika terjadi kontak atau melalui inhalasi ataupun oral dapat menyebabkan bahaya terhadap kesehatan sampai tingkat tertentu
g. Korosif (corrosive)

Suatu bahan yang memiliki karakteristik sebagai berikut:
a) Menyebabkan iritasi (terbakar) pada kulit;
b) Menyebabkan proses pengkaratan pada lempeng baja SAE 1020 dengan laju korosi > 6,35 mm/tahun dengan temperatur pengujian 55oC;
c) Mempunyai pH sama atau kurang dari 2 untuk B3 bersifat asam dan sama atau lebih besar dari 12,5 untuk B3 yang bersifat basa.
Limbah jenis ini berbahaya karena dapat melukai, mebakar kulit dan mata terutama pekerja dilokasi pengelolaan atau dapat terlepas dari limbah B3 lain kelingkungan melalui drum berkarat yang berisi limbah jenis ini. Limbah yang menimbulkan korosi/ karat didefinisikan sebagai: Sebagai limbah yang dalam kondisi asam atau basa (ph 12.5) dapat menyebabkan nekrosis (terbakar) pada kulit atau dapat megkaratkan (mengkorosikan) baja.
Contoh :
1) Sisa-sisa asam/cuka, asam sulfat yang biasa digunakan dalam pembuatan baja terutama untuk membersihkan kerak dan karat. Sisa-sisa asam ini memerlukan pembuangan.
2) Limbah pembersih yang bersifat basa (alkaline), limbah ini dihasilkan dari kegiatan pembersihan seperti sodium hidroksida yang digunakan untuk membersihkan produk metal yang akan dicat atau dilapisi bahan lain (electroplated).
3) Limbah asam dari baterai. Limbah asam dihasilkan dari kegiatan pendaur ulangan baterai mobil (accu) bekas.
h. Bersifat iritasi (irritant)

Suatu bahan yang memiliki karakteristik sebagai berikut:
a) Padatan maupun cairan yang jika terjadi kontak secara langsung dan/atau terus menerus dengan kulit atau selaput lendir dapat menyebabkan iritasi atau peradangan;
b) Toksisitas sistemik pada organ target spesifik karena paparan tunggal dapat menyebabkan iritasi pernafasan, mengantuk atau pusing;
c) Sensitasi pada kulit yang dapat menyebabkan reaksi alergi pada kulit;
d) Iritasi/kerusakan parah pada mata yang dapat menyebabkan iritasi serius pada mata.
e) Contohnya misalkan asam format.
i. Berbahaya bagi lingkungan (dangerous to the environment)
Suatu bahan yang dapat menimbulkan bahaya terhadap lingkungan. Bahan kimia ini dapat merusak atau menyebabkan kematian pada ikan atau organisme aquatic lainnya atau bahaya lain yang dapat ditimbulkan, seperti merusak lapisan ozon (misalnya CFC = Chlorofluorocarbon), persistent di lingkungan (misalnya PCBs = Polychlorinated Biphenyls). Misalkan contohnya pelumas atau sering disebut Oli motor
j. Karsinogenik (carcinogenic), Teratogenik (teratogenic), Mutagenik (mutagenic)

Menunjukkan paparan jangka pendek, jangka panjang atau berulang dengan bahan ini dapat menyebabkan efek kesehatan sebagai berikut:
a) karsinogenik yaitu penyebab sel kanker;
b) teratogenik yaitu sifat bahan yang dapat mempengaruhi pembentukan dan pertumbuhan embrio;
c) mutagenic yaitu sifat bahan yang menyebabkan perubahan kromosom yang berarti dapat merubah genética;
d) toksisitas sistemik terhadap organ sasaran spesifik;
e) toksisitas terhadap sistem reproduksi;
f) gangguan saluran pernafasan.
4. IDENTIFIKASI LIMBAH B3
Alasan diperlukannya identifikasi limbah B3 adalah:
1. Mengklasifikasikan atau menggolongkan apakah limbah tersebut merupakan limbah B3 atau bukan.
2. Menentukan sifat limbah tersebut agar dapat ditentukan metode penanganan, penyimpanan, pengolahan, pemanfaatan atau penimbunan.
3. Menilai atau menganalisis potensi dampak yang ditimbulkan tehadap lingkungan, atau kesehatan manusia dan makhluk hidup lainnya
Tahapan yang dilakukan dalam identifikas limbah B3 adalah
1. Mencocokan limbah dengan daftar jenis limbah B3 sebagaimana Lampiran I (Tabel 1, 2 & 3) PP No. 85 tahun 1999
2. Apabila tidak cocok dengan daftar jenis limbah B3 sebagaimana Lampiran I, diperiksa apakah limbah tersebut memiliki karakteristik : mudah terbakar, mudah meledak, bersifat reaktif, bersifat korosif, infeksius, beracun.
3. Apabila kedua tahapan tersebut diatas telah di lakukan dan tidak memenuhi ketentuan Limbah B3 dilakukan uji toksikologi.
5. PENGELOLAAN LIMBAH B3
Berikut ini hierarki pengelolaan limbah B3 :
B

1. Reduksi Pada Sumber
Upaya mengurangi volume, konsentrasi, toksisitas dan tingkat bahaya limbah yang akan menyebar ke lingkungan secara preventif langsung pada sumber pencemar.
Salah satu keuntungan reduksi limbah pada sumbernya adalah meningkatkan efisiensi produksi serta mengurangi biaya pengolahan limbah dan pelaksanaannya relatif murah. Upaya ini bersifat preventif, oleh karena itu dalam melaksanakan pengelolaan limbah, hal ini harus dilakukan untuk pertama kali.
Reduksi Limbah pada Sumbernya dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu :
1. “House Keeping” yang baik
House keeping merupakan usaha yang dilakukan oleh suatu perusahaan dalam menjaga kebersihan lingkungan pabrik dengan mencegah terjadinya ceceran, tumpahan atau kebocoran bahan, serta menangani limbah yang terjadi dengan sebaik mungkin.
2. Segregasi Aliran Limbah
Segregasi aliran limbah adalah pemisahan berbagai jenis aliran limbah menurut jenis komponen, konsentrasi atau keadaannya, sehingga dapat mempermudah, mengurangi volume, atau mengurangi biaya pengolahan limbah.
Dengan segregasi limbah akan memudahkan dan memungkinkan pemanfaatan salah satu aliran.
Contoh : Pemisahan limbah dari proses produksi dengan limbah dari sanitasi.
3. Pelaksanaan “Preventive Maintenance”
Preventive Maintenace adalah pemeliharaan/penggantian alat atau bagian alat menurut waktu yang telah dijadualkan, berdasarkan waktu kerusakan alat.
Pelaksanaan yang ketat dari program ini dapat menghindari kerusakan alat, yang pada akhirnya dapat mengurangi jumlah limbah yang terjadi.
4. Pengelolaan Bahan (Material Inventory)
Pengelolaan bahan adalah suatu upaya agar persediaan bahan selalu cukup untuk menjamin kelancaran produksi, tetapi tidak berlebihan, sehingga tidak menimbulkan gangguan lingkungan. Penyimpanan diusahakan agar tetap rapi dan selalu terkontrol, sehingga tidak terjadi ceceran atau kerusakan bahan. Jika hal ini berarti mengurangi limbah terjadi.
5. Pengaturan Kondisi Proses dan Operasi yang Baik
Efisiensi yang terlihat dari meningkatnya hasil dapat dicapai dengan pengoperasian proses produksi pada kondisi optimum dan pengoperasian alat sesuai dengan petunjuk pengoperasian/penggunaan alat. Kondisi proses yang demikian dapat juga mengurangi kehilangan bahan akibat kebocoran dan tumpahan, sehingga mengurangi terjadinya limbah.
2. Pemanfaatan limbah B3
Pemanfaat limbah B3 adalah bagian dari kegiatan pengelolaan limbah B3 yang bertujuan memproses limbah B3 menjadi suatu produk melalui daur ulang (recycling), perolehan kembali (recovery) dan penggunaan kembali (reuse) (3R).
1) Recycle
Recycle atau daur ulang adalah proses peningkatan kemurnian refrigeran bekas dengan peralatan khusus, melalui proses fisika dengan jalan penyaringan dan pemisahan minyak pelumas dan gas yang tidak dapat mengembun (non-condensable gas) untuk digunakan kembali. Refrigeran adalah zat yang digunakan sebagai fluida kerja dalam proses penyerapan panas.
Beberapa Contoh recycle :
a) Memilah antara sampah organik dan non organik
b) Mendaur ulang segala yang dapat didaur ulang: plastik, kupasan buah segar dan sayur mayur, kertas dan kardus, gelas dan kaleng.
2) Recovery
Recovery adalah proses pemindahan refrigeran dari dalam suatu sistem refrigerasi ke dalam suatu tabung/tangki penampung.
Beberapa contohnya :
a) Memakai listrik seperlunya,
b) Menanam pohon untuk menyerap gas karbon dioksida yang ada di udara.
c) Hemat dalam menggunakan air
d) Menggunakan sepeda atau berjalan kaki untuk jarak yang tidak begitu jauh <5 km
e) Mengurangi penggunaan barang-barang yang tidak dapat didaur ulang.
3) Reuse
Pemanfaatan limbah langsung tanpa proses daur ulang disebut pemanfaatan ulang (reuse). Jenis limbah seperti ini biasanya dapat dimanfaatkan secara langsung atau dikonversikan dengan produk lain seperti pangan, pakan, pupuk organik, dan sumber energi.
Beberapa contohnya :
a) Memilih alat rumah tangga atau elektronik yang hemat energi
b) Mencari merk yang memperhatikan lingkungan
c) Menggunakan tas belanja yang mudah didaur ulang
d) Menggunakan kendaraan umum untuk bepergian
e) Mulai menggunakan energi bahan bakar alternatif yang tidak hanya dari bahan energi fosil, misalnya biogas, biodisel, surya sel dsbnya
f) Mengurangi emisi CFC dan emisi pengganti CFC dengan tidak menggunakan aerosol dan menggunakan energi efisien.
g) Memilih peralatan yang mempunyai usia pakai lebih lama.
Prinsip-prinsip:
– Aman bagi lingkungan dan kesehatan manusia
– Mempunyai proses produksi yang handal
– Mempunyai standard mutu produk dan deman pasar.
3. Pemusnahan dan Pengolahan
Pengolahan limbah B3 adalah bagian dari pengelolaan limbah B3 yang bertujuan untuk mengurangi, memisahkan, mengisolasi dan atau menghancurkan sifat/ kontaminan yang berbahaya
Dapat berupa:
a. Pengolahan fisika – kimia
Tujuan untuk mengurangi, memisahkan, mengisolasi, mengubah sifat kimia dan menambah kestabilan
Jenis:
– Air stripping
Air stripping adalah proses pemisahan bahan organik terlarut dalam air.
– Carbon absorption
Carbon adsorption systems with either absorption or condensation have been commonly used at petrol distribution terminals in the United States for many years. The technology is simple and robust making it ideal for terminals where a fully automatic plant requiring little maintenance is needed.
– Steam stripping
– Chemical oxidation
– Membrane process
– Solidification/ stabilization
b. Pengolahan biologis
– Dengan bantuan mikroorganisme, men-degradasi senyawa organik menjadi senyawa/ unsur dasar.
– Hanya dapat untuk senyawa organik.
– Relatif murah dan sederhana.
– Perlu pemilihan mikroorganisme, aklimatisasi, metoda yang tepat, tempat yang luas, waktu yang lama dan nutrient tambahan.Perlu ultimate indicator
– Biodegradation & bioregulation
c. Pengolahan thermal
Dengan bantuan panas mendestruksi senyawa organik atau menstabilkan senyawa anorganik
Persyaratan:
– Limbah : pada umumnya untuk senyawa organik, flash point 10%.
 Tidak mengandung PCB / dioksin
 Tidak mengandung radioaktif.
 Tidak berbentuk cair/lumpur.
Hal-hal lain dalam pengelolaan limbah B3, yaitu :
1. Penyimpanan dan Pengumpulan
– Penyimpanan sementara limbah B3 adalah bagian pengelolaan limbah B3 yang bertujuan menyimpan sementara limbah B3 yang dihasilkan sendiri di lokasi penghasil limbah B3 sampai dengan suatu keekonomisan pengelolaan lebih lanjut tercapai
– Menyimpan limbah B3 maksimal 90 hari, kecuali bagi penghasil dengan jumlah timbulan limbah B3 lebih kecil dari 50 kg per hari
– Pengumpulan limbah B3 adalah bagian pengelolaan limbah B3 yang bertujuan menyimpan sementara limbah yang dihasilkan dari beberapa sumber di luar lokasi penghasil sampai dengan suatu keekonomisan pengelolaan lebih lanjut tercapai
– Pengumpulan limbah B3 maksimal 90 hari
2. Pengangkutan limbah B3
– Pengangkutan limbah B3 adalah bagian dari pengelolaan limbah B3 yang bertujuan untuk memindahkan limbah B3 dari satu pelaku ke pelaku yang lain
– Harus mendapat rekomendasi dari KLH(Kementrian Lingkungan Hidup) dan ijin dari Departemen Perhubungan.
– Harus memiliki dokumen limbah B3
– Pengangkutan limbah B3 harus menggunakan alat angkut khusus yang dirancang sedemikian rupa yang dapat menjamin keamanan dan keselamatan proses pengangkutan
– Melaporkan kegiatan pengangkutan limbah B3.
3. Tujuan Pemgelolaan Limbah B3
a) Mencegah pencemaran dan kerusakan lingkungan
b) Menanggulangi pencemaran dan kerusakan lingkungan
c) Memulihkan kualitas lingkungan tercemar
d) Meningkatkan kemampuan dan fungsi kualitas lingkungan
6. PERANGKAT PERUNDANGAN
– Pemerintah Nomor 85 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Limbah B3;
– Permen LH No.02 Tahun 2008 tentang Pemanfaatan Limbah B3 Keputusan Kepala Bapedal Nomor Kep-Bapedal/68/05/1994 tentang Tata Cara Memperoleh Izin Pengelolaan Limbah B3;
– Keputusan Kepala Bapedal Nomor Kep-01/Bapedal/09/1995 tentang Pedoman Teknis Penyimpanan dan Pengumpulan Limbah B3
– Keputusan Kepala Bapedal Nomor Kep-02/Bapedal/09/1995 tentang Dokumen Limbah B3;
– Keputusan Kepala Bapedal Nomor Kep-04/Bapedal/09/1995 tentang Pedoman Teknis Penimbunan Limbah B3
– Keputusan Kepala Bapedal Nomor Kep-05/Bapedal/09/1995 tentang Simbol dan Label Limbah B3.

DAFTAR PUSTAKA
semua data di atas di dapatkan dari internet 🙂

UJI KANDUNGAN ABU DARI PEMBAKARAN SAMPAH ORGANIK

Published Juli 5, 2013 by noviaekasaputrii

JUDUL
Uji Kandungan abu dari pembakaran sampah organik
TUJUAN
Menentukan sifat asam dan basa dengan menggunakan kunyit dan bunga sepatu sebagai indikator alami.
Uji nyala untuk mengidentifikasi unsur hara pada abu tanaman
DASAR TEORI
Asam dan basa merupakan dua golongan zat kimia yang sangat penting. Dalam kehidupan sehari-hari, kita mengenal berbagai zat yang kita golongkan sebagai asam seperti buah-buahan. Salah satu sifat asam adalah rasanya yang masam. Serta berbagai zat yang kita golongkan sebagai basa, seperti air abu, air sabun, air soda. Salah satu sifat basa adalah dapat melarutkan lemak, itulah sebabnya abu gosok dipakai untuk mencuci piring.
Teori Asam-Basa Arrhenius
Sejak berabad-abad yang lalu, pakar kimia mendefinisikan asam dan basa berdasarkan sifat larutannya. Larutan asam memiliki rasa masam dan bersifat korosif (merusak logam, marmer, dan berbagai bahan lain). sedangkan basa berasa agak pahit dan bersifat kaustik ( licin).
Namun ada beberapa pendapat yang menjelaskan penyebab sifat asam dan basa. Pada tahun 1777, Antoine Laurent Lavoisier (1743-1794) mengemukakan bahwa asam mengandung unsur oksigen. Davy kemudian menyimpulkan bahwa unsur hidrogenlah yang merupakan unsur dasar asam. Kemudian tahun 1814 Joseph Louis Gay-Lussac (1778-1850) menyimpulkan bahwa asam adalah suatu zat yang dapat menetralkan alkali dan kedua golongan senyawa itu hanya dapat didefinisikan dalam kaitan satu dengan yang lain.
Namun konsep/pendapat yang cukup memuaskan, dan dapat diterima hingga saat ini dikemukakan oleh Svante August Arrhenius (1859-1927), yaitu :
• Asam
asam adalah zat yang dalam air melepaskan ion H+. dengan kata lain, pembawa sifat asam adalah ion H+. dan dirumuskan dengan :
HxZ(aq) → xH+(aq) + Zx-(aq)
• basa
basa adalah zat yang dalam air menghasilkan ion hidroksida (OH-). dengan kata lain, pembawa sifat basa adalah (OH-), dan dirumuskan dengan :
M(OH)x(aq) → Mx+(aq) + xOH-(aq)
Teori Asam Basa Bronsted Lowry
Pada teori asam basa bronsted lowry, asam adalah sebuah molekul atau ion yang mampu melepaskan atau mendonorkan atau memberi proton. Sedangkan basa adalah spesi kimia yang mampu menarik atau menerima atau akseptor proton.
Contoh :
NH4-(aq) + H2O (l) → NH3(aq) + H3O+(aq)
Teori Asam Basa Lewis
Pada teori asam basa Lewis, asam adalah akseptor pasangan elektron. Basa adalah donor pasangan elektron.
Identifikasi senyawa Asam , Basa, dan Garam
Hidrogen klorida adalah senyawa asam yang lebih dikenal dengan nama asam klorida. Natrium hidroksida adalah senyawa basa, juga dikenal sebagai soda api. Natrium klorida merupakan senyawa garam yang lebih dikenal sebagai garam dapur. Senyawa asam, basa, dan garam banyak dijumpai dalam kehidupan sehari-hari.Di toko obat kamu dapat membeli obat yang berfungsi untuk mengontrol tingkat keasaman perutmu, yaitu puyer atau tablet antasid.Kamu juga dapat membeli bahan di toko pupuk yang berfungsi menurunkan tingkat keasaman tanah pertanian.Pada pelajaran ini kamu akan mempelajari tentang obat atau bahan-bahan tersebut bekerja sehingga dapat berfungsi sesuai dengan yang kita inginkan. Indikator asam basa merupakan senyawa kimia yang berubah warna saat ditetesi zat yang bersifat asam atau basa. Indikator asam basa dapat berupa kertas lakmus merah dan biru, indikator alami, atau pH meter.
1. Indikator Alami
Indikator adalah suatu senyawa kompleks yang dapat bereaksi dengan asam dan basa. Untuk menentukan sifat asam atau basa, kamu dapat menggunakan indikator bahan alam yang berwarna, seperti kulit manggis, kunyit, dan bunga kembang sepatu. Caranya, bahan-bahan tersebut dihaluskan dan diberi air sehingga diperoleh ekstrak bahan alam sebagai indikator alami. Ekstrak kunyit yang dilarutkan dalam air pada keadaan netral akan berwarna kuning. Jika ditetesi larutan asam, warna kuning tersebut akan berubah menjadi kuning cerah, sedangkan jika ditetesi larutan basa, warna kuning akan berubah menjadi jingga kecoklatan. Ekstrak kulit manggis pada keadaan netral berwarna ungu. Jika ditetesi larutan asam, warna ungu berubah menjadi coklat kemerahan dan jika ditetesi larutan basa akan berubah menjadi biru kehitaman.
Bunga kembang sepatu yang digerus dengan sedikit air pada keadaan netral akan berwarna merah (coklat sedikit ungu jika sudah kering), jika ditetesi larutan asam akan berwarna merah cerah, dan menjadi hijau jika ditetesi larutan basa.
Ekstrak kubis ungu juga dapat digunakan untuk menentukan sifat suatu larutan. Kubis ungu akan memperlihatkan perubahan warna sesuai kekuatan sifat asam maupun sifat basa.
2. Indikator kertas lakmus
Indikator kertas lakmus merupakan senyawa kimia yang dikeringkan pada kertas.Ada dua warna kertas lakmus, yaitu warna merah dan biru.
Kelompok senyawa Asam, Basa, dan Garam
1. Ciri Senyawa Asam
Istilah asam berasal dari bahasa latin yaitu acetum yang berarti cuka. Jika larutan hydrogen klorida diteteskan pada kertas lakmus biru, kertas itu akan berubah menjadi merah. Berarti,hydrogen klorida bersifat asam. Begitu pula jika air aki diteteskan di kertas lakmus biru, lakmus biru akan berubah menjadi merah. Air aki mengandung asam sulfat yang bersifat asam.
Asam berkaitan dengan salah satu tanggapan indra pengecap kita terhadap suatu rasa masam. Kata asam berasal dari bahasa latin, yaitu acidus yang berarti masam. Senyawa asam banyak kita temukan dalam kehidupan sehari-hari, seperti pada makanan dan minuman. Selain, senyawa asam ditemukan pula dalam lambung yaitu asam klorida yang berfungsi membunuh kuman.
Jika hydrogen klorida (HCl) dilarutkan dalam air, senyawa itu akan terurai membentuk ion H+ dan Cl-, persamaan reaksinya dituliskan sebagai berikut,
HCl (cair) + H2O (cair) → H+ (larutan) + Cl-(larutan)
Senyawa asam sulfat (H2SO4) jika dilarutkan dalam air akan terurai membentuk ion H+ dan SO42-, persamaan reaksinya dituliskan sebagai berikut:
H2SO4 (cair) + H2O (cair ) → 2H+ (larutan) + SO42- (larutan)
Dari kedua persamaan reaksi di atas, diperoleh ion yang sama, yaitu H+. Hidrogen yang bertanda positif itu disebut ion hydrogen. Kesimpulannya adalah, ciri senyawa yang bersifat asam adalah menghasilkan ion H+ jika dilarutkan dalam air.
Ion H+ pada kedua senyawa tersebut berasal dari atom H yang terdapat di dalamnya. Contoh rumus kimia senyawa lain yang bersifat asam, yaitu asam nitrat (HNO3), asam bromida (HBr), asam sulfida (H2S), asam fosfat (H3PO4), dan asam asetat / asam cuka (CH3COOH).
Asam dapat menyebabkan berbagai kerusakan karena sifatnya yang korosif.Salah satunya adalah peristiwa hujan asam yang akhir-akhir ini menimbulkan masalah lingkungan.Kita harus berhati-hati karena asam bersifat korosif atau merusak.Asam kuat dapat membuat kulit melepuh dan baju menjadi
Rusak. Asam kuat akan sangat berbahaya apabila mengenahi organ bagian dalam tubuh termasuk organ pencernaan.
2. Ciri senyawa Basa
Istilah basa berasal dari bahasa arab yang berarti abu. Jika larutan Natrium Hidroksida diteteskan pada kertas lakmus merah, lakmus akan menjadi biru. Jadi natrium hidroksida bersifat basa, begitu pula air kapur. Natrium hidroksida (NaOH) jika dilarutkan dalam air akan terurai membentuk Na+ dan OH-. Persamaan reaksi kimianya adalah sebagai berikut :
NaOH (cair) + H2O (cair) → Na+(larutan) + OH- (larutan )
Senyawa kalsium hidroksida mempunyai rumus kimia Ca(OH)2, jika dilarutkan dalam air, senyawa ini akan terurai sesuai dengan reaksi berikut :
Ca(OH)2 (padat) + H2O (cair) → Ca2+ (larutan ) + 2OH- (larutan)
Dari kedua persamaan diatas akan terlihat adanya ion OH- pada kedua reaksi. Jadi ciri senyawa yang bersifat basa adalah menghasilkan ion OH- jika terurai dalam air. Contoh senyawa lain yang bersifat basa adalah: Kalium hidroksida (KOH), barium hidroksida (Ba(OH)2), dan ammonium hidroksida (NH4OH).
Berikut ini adalah tabel contoh-contoh basa dalam kehidupan sehari-hari.
Aluminium hidroksida
Hidroksida
Magnesium hidroksida
Natrium hidroksida
Kalium hidroksida
Deodorant dan antasida
Plester
Antasida
Pembersih saluran pipa
10. Bahan sabun

3. Ciri senyawa Garam
Pada saat larutan natrium klorida diteteskan pada kertas lakmus merah atau biru, kedua kertas tidak akan berubah warna. Artinya natrium klorida merupakan senyawa garam yang bersifat netral. Demikian pula dengan larutan kalium sulfat
Rumus kimia senyawa natrium klorida adalah NaCl, sedangkan kalium sulfat K2SO4. Dalam air, kedua senyawa itu akan mengalami reaksi sebagai berikut :
NaCl (padat) + H2O (cair) → Na+(larutan) + Cl- (larutan)

K2SO4 (padat) + H2O (cair) → 2K+ (larutan ) + SO42-(larutan )
Karena tidak ada ion hydrogen (tidak ada H+), berarti kedua senyawa itu tidak bersifat asam. Begitu pula dengan tidak adanya ion hidroksil (tidak ada OH-), berarti senyawa tersebut tidak bersifat basa. Kesimpulannya jika suatu senyawa tidak bersifat asam maupun basa, maka senyawa itu disebut bersifat netral. Senyawa yang terbentuk dari reaksi asam dan basa disebut garam.
Umumnya senyawa berupa garam bersifat netral. Contoh senyawa garam yang bersifat netral yaitu :
Bromida (NaBr),
Natrium nitrat (NaNO3), dan
natrium sulfat (Na2SO4).
Sifat-sifat Asam dan Basa
Senyawa asam bersifat :
– Korosif (dapat merusak logam dan marmer)
– rasanya asam
– bereaksi dengan logam tertentu menghasilkan gas hydrogen dan garam
– nilai pH kurang dari 7
– mengubah warna lakmus biru menjadi merah
– dapat menghantarkan arus listrik
Senyawa basa bersifat :
– kaustik (dapat merusak kulit)
– rasanya pahit
– licin seperti sabun
– nilai pH lebih dari 7
– mengubah warna lakmus merah menjadi biru
– dapat menghantarkan arus listrik
Senyawa garam bersifat :
– memiliki titik leleh yang tinggi
– nilai pH sama dengan 7
Penentuan nilai pH
1. Larutan indikator Asam- Basa
Larutan indikator asam-basa merupakan senyawa kimia yang dapat berubah warna sesuai dengan perubahan pH. Sifat inilah yang dimanfaatkan untuk menentukan nilai pH suatu larutan. Perubahan warna dari larutan indikator memiliki rentang pH tertentu. Rentang pH disebut juga trayek pH indikator.
2. Kertas indikator Universal
Dapat digunakan untuk menentukan nilai pH suatu larutan. Kertas indikator universal mempunyai empat buah garis warna: kuning, hijau jingga, dan jingga kecoklatan. Kertas indikator tersebut dicelupkan pada larutan yang akan ditentukan nilai pH-nya. Ketika sudah tercelup, warna-warna pada kertas akan berubah warna. Keempat garis warna yang berubah dicocokkan dengan skla pH dari 0 sampai 14 yang terdapat pada kemasan kertas indikator.
3. pH Meter
Pengukuran pH yang lebih akurat dapat dilakukan dengan menggunakan pH meter. Elektrode pada pH meter dicelupkan ke dalam larutan yang akan diperiksa. Harga pH larutan dapat dilihat pada angka yang terdapat di layar alat pengukur. Pengukuran pH dengan pH meter lebih akurat dibandingkan indikator lainnya.
Sampah organik
Sampah organik adalah sampah yang mengalami pelapukan(dekomposisi) dan terurai menjadi bahan yang lebih kecil dan tidak berbau (sering disebut kompos). Kompos merupakan hasil pelapukan bahan-bahan organik seperti daun-daunan, jerami, alang-alang, rumput, dan bahan lain yang sejenis dimana proses pelapukannya dipercepat oleh bantuan manusia. Sampah organik berasal dari makhluk hidup, baik manusia, hewan, ataupun tumbuhan.
Abu kayu
Abu kayu adalah materi ( umumnya berupa bubuk ) yang tersisa setelah pembakaran kayu. Umumnya, 6-10% massa kayu yang dibakar menghasilkan abu. Komposisi kayu dipengaruhi oleh jenis kayu yang dibakar. Kondisi pembakaran juga mempengaruhi kondisi abu dan jumlah abu yang tersisa; temperatur akan mengurangi jumlah abu yang dihasilkan. Abu kayu mengandung kalsium karbonat sebagai komponen utamanya, mewakili 25-45% massa abu kayu. Kalsium terdapat pada jumlah kurang dari 10%, dan fosfat kurang dari 1%. Terdapat juga besi, mangan, seng, tembaga, dan beberapa jenis logam berat. Namun, komposisi abu kayu sangat bergantung pada jenis kayu dan kondisi pembakaran seperti temperatur. Abu kayu umumnya dibuang kelahan pembuangan, namun alternative pengolahan yang rama lingkungan dapat menjadi suatu hal yang sangat menarik. Sejak lama diketahui bahwa abu kayu dapat digunakan sebagai pupuk karena mengandung berbagai macam mineral, namun tanpa nitrogen. Keberadaan kalsium karbonat dapat digunakan untuk menurunkan tingkat keasaman tanah. Kalium hidroksida dapat dibuat dari abu kayu, yang dapat dipakai sebagai bahan pembuat sabun.
Uji Nyala
Uji nyala berhubungan dengan logam alkali, alkali tanah, dan unsur-unsur transisi periode keempat. Dimana pada logam alkali unsur Natrium, kalium, dan litium memiliki warna yang berbeda. Pada alkali tanah unsur kalsium memiliki warna merah keorangean. Unsur transisi periode keempat yaitu tembaga (Cu) memiliki warna biru. Berikut ini uji nyala yang dihasilkan :
Logam gambar hasil
Natrium
Kalium
litium
Kalsium
Tembaga
Antimon
kalau dengan kata-kata :
Li — merah
Na — orange cemerlang terus menerus
K — lilac (pink)
Rb — merah (lembayung kemerah-merahan)
Cs — biru lembayung
Ca — orange-merah
Sr — merah
Ba — hijau pucat
Cu — biru-hijau (sering disertai percikan berwarna putih)
Pb — putih keabu-abuan
Logam-logam lain dapat dideteksi dengan metoda manik borak, manik pospat, atau manik karbonat.

ALAT DAN BAHAN

Alat
No. Nama Alat Jumlah
1 Gelas air mineral 14
2 Sendok 3
4 Mangkok 2
5 Kaleng bekas 1
6 Lampu teplok 1
7 Tutup kaleng bekas 1
8 Kain 1
9 Lilin 1
10 Pengaduk 1

Bahan
No. Nama Bahan Jumlah
1 Indikator kunyit 3 jari
2 Indikator bunga sepatu 6 bunga
3 Soda api padatan 2 keping
4 Air jeruk 1 buah
5 Asam belimbing 6 buah
6 Filtrat rendaman air abu 1/2 Kaleng
7 Air sabun 3 tetes
8 Cuka 6 tetes
9 Air Secukupnya
10 Daun Kering Secukupnya

CARA KERJA
Membuat Indikator Dari Kunyit
Diambil beberapa tanaman kunyit. Dikupas kulitnya.
Setelah dikupas, dihaluskan kunyit tersebut.
Diperas kunyit yang sudah dihaluskan dan ditampung airnya dalam gelas air mineral.
Membuat Indikator Dari Bunga sepatu
Diambil beberapa bunga tanaman bunga sepatu.
Bunga sepatu tersebut dibuat dalam mangkok serta ditambahkan air secukupnya.
Campuran air dengan kembang sepatu tadi diremas-remas sampai kembang sepatu tersebut hancur sampai terbentuk ekstrak bunga sepatu.
Didapatkan ekstrak bunga sepatu.
Diletakan larutan itu kedalam gelas air mineral.
Membuat filtrat dari rendaman abu bahan organik
Dikumpulkan daun kering secukupnya.
Dibakar sampai semua daun atau serbuk kayu tersebut menghasilkan abu.
Diambil abu bakaran tadi dibuat dalam kaleng bekas.
Abu dicampur air dengan perbandingan 1:2
Larutan diendapkan selama 1 malam.
Setelah direndam, disaring rendaman abu tadi menggunakan kain.
Diambil filtrat tersebut dibagi menjadi dua bagian.
Bagian pertama digunakan sebagai larutan yang diuji dengan indikator alami
Bagian kedua digunakan untuk uji nyala
Percobaan menggunakan indikator alami
Dimasukan filtrat rendaman air abu secukupnya kedalam gelas air mineral yang sudah dipotong.
Diuji filtrat rendaman air abu tersebut dengan indikator alami yaitu kunyit.
Diamati perubahan apa saja yang terjadi.
Dicatat hasil pengamatan.
Diulangi langkah-langkah diatas dengan menggunakan air sabun, soda api, cuka, air jeruk, dan asam belimbing.
Diuji lagi menggunakan indikator kunyit.
Diamati perubahan apa saja yang terjadi. Dicatat hasil pengamatan terseut
Diulangi semua langkah-langkah diatas dengan masing-masing bahan berikut ini filtrat rendaman air abu, air sabun, soda api, cuka, air jeruk, dan asam belimbing diuji dengan menggunakan indikator air bunga sepatu.
Diamati dan dicatat semua hasil pengamatan yang diamati.
Uji nyala Menggunakan bahan filtrat rendaman air abu
Filtrat rendaman air abu di dipanaskan sampai airnya habis atau diuapkan.
Endapan yang ada ada ketika diuapkan diambil.
Sisa endapan tersebut diletakan di sendok.
Lalu di masukan kedalam api.
Diamati perubahan apa yang terjadi pada api.
Dicatat hasil pengamatan.

HASIL PENGAMATAN
Indikator Alami
1. Kunyit 2. Kembang Sepatu

Dibawah ini gambar yang sudah diambil air dari kunyit dan kembang sepatu

Kembang Sepatu
Kunyit

Diuji dengan Diteteskan Indikator Air Kunyit
Filtrat rendaman abu
Warna awal : bening
Warna setelah ditetesi Indikator air kunyit : Coklat

Cuka
Warna awal : Bening
Warna setelah ditetesi Indikator air kunyit : Kuning Orange

Air Jeruk
Warna Awal : Keruh
Warna setelah ditetesi Indikator air kunyit : Kuning

Asam Belimbing
Warna Awal : Keruh
Warna setelah ditetesi Indikator air kunyit : Kuning

Air Sabun
Warna Awal : Hijau bening
Warna setelah ditetesi Indikator air kunyit : Kuning kehijauan

Soda Api
Warna Awal : Putih
Warna setelah ditetesi Indikator air kunyit : Coklat Kehitaman

3. Diuji dengan Ditetesi Indikiator Air Bunga Sepatu
Filtrat rendaman abu
Warna awal : bening
Warna setelah ditetesi Indikator air bunga kembang sepatu : Kuning Kehijauan

Cuka
Warna awal : Bening
Warna setelah ditetesi Indikator air bunga kembang sepatu : Merah

Air Jeruk
Warna Awal : Keruh
Warna setelah ditetesi Indikator air bunga kembang sepatu : Merah

Asam Belimbing
Warna Awal : Keruh
Warna setelah ditetesi Indikator air bunga kembang sepatu : Merah

Air Sabun
Warna Awal : Hijau bening
Warna setelah ditetesi Indikator air bunga kembang sepatu : Merah Muda keunguan

Soda Api
Warna Awal : Putih
Warna setelah ditetesi Indikator air bunga kembang sepatu : Kuning

Berikut ini dalam bentuk tabel :
NO LARUTAN INDIKATOR WARNA AWAL WARNA LARUTAN SETELAH DITETESI LARUTAN
BUNGA SEPATU KUNYIT ASAM BASA
1 Air Abu Bening Coklat
2 Cuka Bening orange
3 Air Jeruk Keruh Kuning
4 Asam Belimbing Keruh Kuning
5 Air Sabun Hijau bening Kuning Kehijauan
6 Soda Api Putih Coklat kehitaman
7 Air Abu Bening Kuning kehijauan
8 Cuka Bening Merah
9 Air Jeruk Keruh Merah
10 Asam Belimbing Keruh Merah
11 Air Sabun Hijau bening Merah muda keunguan

12 Soda Api Putih Kuning kehijauan

4. Uji nyala

Warna api menjadi warna Merah.

PEMBAHASAN
Sifat larutan
Pada pengujian beberapa bahan dengan menggunakan indikator alami seperti kunyit dan bunga sepatu, pada percobaan kali ini didapatkan :
Filtrat rendaman air abu diuji menggunakan indikator kunyit didapatkan hasil warnanya adalah coklat. Pada awal warna adalah bening. Dengan itu, campuran filtrat rendaman air abu ditambahkan indikator kunyit reaksinya bersifat basa.
Cuka diuji menggunakan Indikator kunyit didapatkan hasil warnanya adalah orange. Pada awal berwarna bening. Dengan itu, campuran cuka ditambahkan indikator kunyit reaksinya bersifat asam.
Air Jeruk diuji menggunakan Indikator kunyit didapatkan hasil warnanya adalah kuning. Pada awal berwarna keruh. Dengan itu, campuran air jeruk dengan indikator kunyit reaksinya bersifat asam.
Asam Belimbing diuji menggunakan indikator kunyit didapatkan hasil warnanya adalah kuning. Pada awal berwarna keruh. Dengan itu, campuran asam belimbing dengan indikator kunyit reaksinya bersifat asam.
Air Sabun diuji menggunakan indikator kunyit didapatkan hasil warnanya adalah kuning kehijauan. Pada awal berwarna hijau bening. Dengan itu, campuran air sabun dangan indikator kunyit reaksinya bersifat basa.
Soda Api diuji menggunakan indikator kunyit didapatkan hasil warnanya adalah coklat kehitaman. Pada awala berwarna putih. Dengan itu, campuran dosa api dengan indikator kunyit reaksinya bersifat basa. Ketika soda api di uji dengan kunyit akan terasa hangat pada larutan tersebut.
Filtrat rendaman air abu diuji menggunakan indikator kembang sepatu didapatkan hasil warnanya adalah kuning kehijauan. Pada awal warna adalah bening. Dengan itu, campuran filtrat rendaman air abu ditambahkan indikator kembang sepatu reaksinya bersifat basa.
Cuka diuji menggunakan Indikator bunga sepatu didapatkan hasil warnanya adalah merah. Pada awal berwarna bening. Dengan itu, campuran cuka ditambahkan indikator kembang sepatu reaksinya bersifat asam.
Air Jeruk diuji menggunakan Indikator kembang sepatu didapatkan hasil warnanya adalah merah. Pada awal berwarna keruh. Dengan itu, campuran air jeruk dengan indikator kembang sepatu reaksinya bersifat asam.
Asam Belimbing diuji menggunakan indikator kembang sepatu didapatkan hasil warnanya adalah merah. Pada awal berwarna keruh. Dengan itu, campuran asam belimbing dengan indikator kembang sepatu reaksinya bersifat asam.
Air Sabun diuji menggunakan indikator kembang sepatu didapatkan hasil warnanya adalah merah muda keunguan. Pada awal berwarna hijau bening. Dengan itu, campuran air sabun dangan indikator bunga sepatu reaksinya bersifat basa.
Soda Api diuji menggunakan indikator kembang sepatu didapatkan hasil warnanya adalah kuning kehijauan. Pada awal berwarna putih. Dengan itu, campuran dosa api dengan indikator kembang sepatu reaksinya bersifat basa. Ketika soda api di uji dengan kembang sepatu akan terasa hangat pada larutan tersebut.
Dari percobaan diatas dapat dilihat bahwa filtrat rendaman air abu bersifat basa. Ketika diuji dengan indikator kunyit maupun kembang sepatu didapatkan warnanya coklat dan kuning kehijauan. Dimana warna coklat dan kuning kehijauan ini menyatakan sifat basa. Selain air abu, soda api dengan air sabun juga bersifat basa. Sedangkan untuk air jeruk, asam belimbing, dan cuka bersifat asam. Jeruk nipis yang di dalamnya terdapat zat kimia yang disebut asam sitrat yang bersifat asam. Untuk indikator kembang sepatu memiliki warna merah dan indikator kunyit memiliki warna kuning.
Soda api atau sering disebut NaOH merupakan sejenis basa logam kaustik. Soda api memiliki sifat senyawa alkalin dimana fungsinya semakin kuat saat dilarutkan bersama air. Sifat soda api adalah basa. Ketika ditambahkan indikator kunyit ataupun bunga sepatu sifat dari soda api itu tetap akan basa.
Uji nyala
Pada percobaan yang kedua ini, dengan menggunakan sisa larutan abu. Setelah diuapkan tersisa endapannya. Dimana endapan tersebut di letakkan di sendok. Kemudian di uji kedalam api. Api yang semula berwarna kuning, ketika di masukan abu tadi kedalamnya abu tersebut berubah warna menjadi merah. Hal itu terbukti bahwa dalam abu tersebut mengandung unsur natrium. Dimana kita tahu natrium dimasukan kedalam api akan berwarna merah apinya. Berdasarkan sifatnya natrium termasuk golongan alkali tanah yang memiliki warna nyalanya merah. Abu tadi setelah di bakar akan berubah warna nya menjadi putih. Hal ini menunjukkan bahwa endapan dari abu tersebut bersifat basa karena api mengalami perubahan warna yang berbeda dari warna awalnya.Abu yang bersifat basa ini dapat melarutkan lemak.Oleh karena itu abu bisa digunakan untuk mencuci piring.

KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Dari percobaan diatas dapat disimpulkan abu tanaman, soda api, dan air sabun bersifat basa. Dari percobaan diatas dapat disimpulkan air jeruk, asam belimbing, dan cuka bersifat asam. Indikator kunyit dan bunga sepatu yang digunakan bersifat asam.
Uji nyala yang didapatkan berwarna merah. Itu menandakan dalam abu terdapat unsur Natrium.
Saran
Berhati-hati ketika melakukan praktikum. Karena ketika praktikum ada menggunakan api untuk membakar pada uji nyala. Untuk indikatornya lebih banyak lebih bagus. Dimana kita bisa membuktikan pada tumbuhan tersebut bersifat asam atau basa.

DAFTAR PUSTAKA
file:///D:/Tugas-tugas%20semester%202/DASPEN%20SEM.%202/pembuktian-asam-basa-dan-unsur-hara.html/
file:///D:/Tugas-tugas%20semester%202/DASPEN%20SEM.%202/sifat-sifat%20asam%20basa%20_%20irmalitasarimblog.htm
file:///D:/Tugas-tugas%20semester%202/DASPEN%20SEM.%202/Laporan%20abu/Sampah_organik.htm
file:///D:/Tugas-tugas%20semester%202/DASPEN%20SEM.%202/Laporan%20abu/praktikum-indikator-asam-basa.html
Rachmawati, M. 2006. Kimia 2. Jakarta: Erlangga.
Sunarya, Yayan. 2003. Kimia Dasar 2 Edisi Kedua. Bandung : Alkemi Grafisindo Press Bandung.
Syarifudin. 2011. 1001 Ulasan SNMPTN Kimia. Tangerang Selatan : Karisma Publishing Group.
Tim Edukatif HTS. 2011. Modul Kimia Untuk SMA atau MA Semester Genap. Surakarta : Hayati Tumbuh Subur.